Langsung ke konten utama

Revitalisasi Gerakan, Mahasiswa NII (Nasionalis, Intelek, Ihsan)


“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno).
Salah satu kalimat mutiara dari mantan presiden Soekarno yang menunjukkan bahwa pemudalah tombak dunia. Gagasan gagasan yang menghasilkan pergerakan pergerakan di Indonesia hingga merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 berawal dari niat pemuda Indonesia hingga menculik soekarno ke Rengasdengklok. Kemudian para pemuda bersumpah dalam tulisannya sumpah pemuda dan ditetapkan hari sumpah pemuda tanggal 28 oktober sebagai salah satu bukti semangat juang pemuda Indonesia.
Hingga ketika reformasi, pemudalah yang paling berperan didalamnya. Mereka menuntut turunnya rezim Soeharto yang telah menjabat selama 32 tahun yang akhirnya digantikan oleh presiden Habibi.
Dizaman yang serba otomatis dan instan ini, berbalik dengan keadaan mahasiswa yang dikatakan sebagai para generasi penerus bangasa ini. Apa yang mereka lakukan justru seolah-olah kehilangan rasa nasionalisme mereka setelah berhasil menggulingkan Soeharto. Bahkan westernisasi sudah mulai mencuat hingga wilayah tak terjamah. Hedonisme sudah menjadi bagian dari kehidupan, arus globalisasi yang seharunya membuat Indonesia semakin maju tapi malah runyam dan menyesatkan bangsanya ke jerembab. Bagaimana tidak, yang katanya golongan intelektual (read :mahasiswa) bukannya peduli pada kehidupan sekelilingnya, pemerintahannya, sosial politiknya, dan ekonominya. Bukan! Tapi kehidupan pribadi mereka, lifestyle, gossip (meskipun salah satu pengendali social), popularitas dan lain lain. Di jaman yang serba auto ini, bukan hanya kerjaan yang auto sepertinya pola pikir pemudanya pun ikut ikutan auto, artinya mereka lebih suka serba instan, kalo bisa hasilnya maksimal kerjanya minimal seperti prinsip ekonomi, banyak profit, minim biaya produksi.
Unsur-unsur politik yang menjadi salah satu tiang tertatanya Indonesia malah terkena banyak skandal, dipemerintahan yang dipimpin Susilo Bambang Yodhoyono selama kurang lebih 7 tahun terakhir. Masa Pemerintahannya di tahun pertama, terjadi bencana alam tsunami di Aceh, lalu beberapa bencana alam lain yang menyusul hingga status gunung-gunung di Indonesia yang mulai siaga hingga saat ini. Mencuatnya kasus Melinda Dee yang menjadi tersangka pencurian uang citybank. Ia berhasil menggelapkan uang senialai 17 M. selain CityBank Indonesia juga kebobolan besar-besaran karena masalah Century bahkan sampai sekarang tidak dilanjutkan. Kasus tersebut akhirnya ditutup oleh presiden. Punggawa-punggawa pemerintahan seperti Sri Mulyani yang terlibat kasus tersebutpun kini sudah duduk tenang di Bank Dunia (World Bank). Salah satu dugaan (saya) kenapa kasus korupsi tersebut ditutup salah satunya adalah bila dilanjutkan akan menjalar hingga ke bidang politik yang nantinya akan menyeret orang-orang yang duduk di ranah politik itu sendiri. Sehingga, biarlah masalah Hukum diselesaikan dengan hukum dan tidak melibatkan politik. Itulah mengapa SBY segera menutup kasus tersebut sebelum menteri-menteri lainnya dimeja hijaukan. Lalu kasus yang masih hangat, korupsi Nazarudin terkait pembangunan wisma Atlet yang menyandung Partai Demokrat. Lagi- lagi kasus korupsi.
Hukum seperti pisau, semakin ke bawah semakin tajam, semakin keatas semakin tumpul. Artinya lagi-lagi satu tiang tatanan Negara ini sudah mulai goyah, UUD 45 yang seharusnya ditegakkan oleh para jajaran lawyer, sedikit terpeleset ketika mencium aroma uang dari para klien mereka. Sehingga hukum bisa dibeli dengan uang.
Banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia seolah-olah tak ada jeda, beruntun dari tahun ke tahun dan selalu melibatkan jajaran kementrian. Tak dinyana bahwa mahasiswalah yang harus memulai memperbaikinya.
Maka, saat inilah mahasiswa harus memulai revitalisasi gerakan. Menambal kebocoran nasionalisme generasi-generasi penerus bangsa, pembentuk sejarah-sejarah baru. Mengoptimalkan rasa cinta tanah air terutama para pemudanya yang memiliki ideologi terhadap hidup dan kehidupannya. Indonesia membutuhkan pemuda yang bukan sekedar pemuda tapi pemuda yang cinta tanah airnya. Satu pemuda yang mampu memberikan tauladan kepada pemuda-pemuda lain yang mampu menularkan ilmunya dan yang mampu mengguncang dunia dengan tekadnya. "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." (Bung karno)
Sekedar cinta tanah air, setiap ada air akan tergelincir, pemuda butuh pegangan, yakni Akhlak. Memperbaiki akhlaq, menuju Indonesia yang benar-benar merdeka. Indonesia membutuhkan bangsa yang tak hanya intelek dan nasionalis tetapi berdiri tegak membentuk barisan kuat dengan spiritualnya.
Siapa lagi yang akan merubah Indonesia kalau bukan Mahasiswa? “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. “Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)

Komentar

  1. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
    kata2 itu juga selalu memotivasi aku sejak dulu ihh mbak...sejak aku jadi mahasiswa dan merasa menjadi pemudinya Indonesia...hahahaa
    nice post mbak..andai semua generasi kita mampu menggoreskan penanya utk hal2 yg bermanfaat seperti ini..tentunya Indonesia akan tersenyum menatap kita....^__^
    Salam kenal yah mbak...mari saling mengunjungi,,,
    keep writing yah...^_^

    BalasHapus
  2. iya mbak...pertama kali dapat kertas tulisan itu dimeja, hatiku langsung bergetar... mengingat aku masih mahasiswa, dan pengen merealisasikan 1 hal saja untuk indonesia aku menulis itu mbak...siapa tau, akan ada mahasiswa2 lain yang berminat juga :D

    iyah :) biasanya aku cuma curhat..tapi kalau ada kesempatan nulis opini panjang, ya cuma begitulah jadinya.
    semoga bermanfaat sajalah...

    iyya salam kenal mbak :) oke...

    BalasHapus
  3. yah saya tadinya mau baca artikel ini tapi pusing soalnya tabrakan sama background :) yang mana yg lebih penting background atau posting hayo...

    BalasHapus
  4. hehehehhh sebenarnya dua duanya penting..haha :D
    yah, ayo dong baca..kasi komen... :) *kedip kedip mata*
    di kopi dulu jg gapapa :D hehe

    BalasHapus
  5. gimana klo gini saya bikin kopi dulu sementara kamu ganti backgroundnyah :) nah pas kopi mateng tuh backgound sudah damai dengan postingan tinggal dibaca deh sama saya sambil ngupi wkwkkwkw, believe me my dear kmu itu menghalangi pembaca potensial hanya gara2 background :P

    BalasHapus
  6. judul yang menggugah dan membuat saya terinspirasi untuk menuliskan sesuatu.
    waaaah keren2 :)

    BalasHapus
  7. Trus pemuda yg dimaksud kayak gimana?..kuliah? jadi mahasiswa?IPK bagus, di sayang dosen,lulus IP oke,trus kerja,trus nikah,punya anak,punya rumah,punya motor, tua, sakit,mati... kapan dia mau menggoncang dunia?

    BalasHapus
  8. Ananda >> haha.. deal.

    Mbak Irma >> alhamdulillah.

    Tatiana Tanjung>> *geleng geleng*

    kalau saya dengan cara saya sendiri seperti ini, ip tetep bagus...tapi diluar saya lebih konsen ke social development dan environmental ( di postingan saya ada lagi yang membahas 6 hasil konferensi mahasiswa untuk mulai aksi) intinya disini saya ingin menyebarluaskan pengetahuan tentang kehidupan di masyarakat, ada fotonya juga beberapa hal yang sudah saya lakukan di jakarta utara. untuk environmental saya ikut komunitas kampus Malang Youth Greeneration, disitu kami bersama-sama menanam dan merawat pohon bersama anak-anak SD. intinya kami membentuk karakter temen-temen SD supaya giat dengan tumbuhan...

    sekecil apapun yang kita lakukan, coba lihat tua besok, pasti berpengaruh. seandainya tidak ada mahasiswa yang peduli, siapa yang akan peduli? padahal mahasiswa itu memiliki kesempatan lebih untuk menuntut ilmu....

    guru saya yang mengajari cinta lingkungan, bulan depan sudah masuk tingkat asean...doakan saja semoga indonesia bisa mempertahankan hutannya :) dan dia masih mahasiswa semester 5.

    :) selamat mencoba, rasakan hawa dunia di depan mata.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa provide

Permainan

Sebenernya aku mendengar, tapi aku pura-pura. Hingga aku dipanggil dan oranglain mengulangi ucapanmu. Memastikan, benar kamu yang mengatakan. Aku menatapmu sambil tertawa. Seperti biasa. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata. Aku hanya bisa pura-pura dan berpaling. Sejak tau bahwa kamu mulai berani bermain. Permainan yang tak bisa kuhindari. Yang harus aku hadapi. Tanpa tau siapa yang akan menang. Jika keduanya, semoga bahagia. Pojok Lt.2 Kantor, 14/03/19

WASIAT

Disela waktu mengerjakan skripsi begini , saya ingat beberapa tugas semester-semester muda dulu. Entah kenapa tugas-tugas dulu itu selalu asik apalagi tugas kerja kelompok. Bagaimanapun juga, sesulit-sulitnya tugas jaman dulu, menurut saya lebih menyenangkan daripada hanya mengerjakan tugas didepan laptop, dengan buku disamping kanan kiri, atau diperpus, dengan jumlah buku lebih banyak dikanan kiri saya, tanpa teman ngobrol, tanpa menggunakan skill lain kecuali ngetik. Its truly, definitely membosankan guys! Makanya saya sampai sempet nulis begini diwaktu merevisi BAB I dan II. Dan inilah beberapa tugas yang menurut saya tugas tugas yang menyenangkan dan justru materi kuliah bisa saya ingat sampai detik ini karena tugasnya seperti ini, membuat video! Video ini dibuat saat kuliah Communication cross culture. Gitulah, gayanya mata kuliah bahasa enggres dan kelasnya kelas enggres, dosennyapun lulusan Eropa, sayangnya selesai semester dua kuliah berbahasa Indonesia :D Video pertam