Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Catatan Mimpi-mimpi Kecil Nima

Pagi tadi, entah apa yang membangunkan saya secara tiba-tiba dan membuat saya tidak ngantuk lagi. Biasanya, kalaupun saya bangun jam 2 lewat atau jam setengah 3 pagi, mesti saya selalu nyambung tidurnya dan baru bangun jam setengah 6. itupun saya melarikan diri dari program Subuh Kontrakan. Lalu, saya teringat kalau ternyata hari ini ada UTS >,<. begitu ingat, saya langsung buka laptop. karena kebiasaan nancepin modem setelah laptop hidup, sampai sekarang jam 4.18 (jam laptop) malah Online. setiap melihat dinding, catatan-catatan kecil yang saya tempelkan beberapa bulan yang lalu membuat saya ingin selalu tersenyum dan memotivasi saya. Saya membaca catatan itu dan tergelitik (lagi-lagi). ini, hanya sekedar mimpi, jika Allah menghendaki, semoga saja benar-benar bisa tercapai. berikut tulisan-tulisan kecil itu: 1. IP 4     (tulisannya paling gede)    note : yah, sebenarnya emang gak mustahil tapi gak mungkin, hehe. mengingat saya bukan anak yang pinter dan rajin. kalaupun

Surat Sahabat

Sepuluh tahun yang lalu Fira berdiri di sini dengan pandangan kosong menatap teman-temannya yang berisik berceloteh dengan teman lainnya, sedangkan ia, hanya berdiri diam. Sedikit ada rasa malu saat itu, hampir setiap hari apa yang ia lakukan selalu sama. Berdiri di depan gerbang SD sedirian tak tahu apa yang ditunggu. Tapi suatu hari ada sebuah keajaiban menghampirinya sepulang sekolah. “Rumahmu mana?” seorang gadis dari kelas 5C yang sering ia lihat di balkon bertanya. “Blok D.” Jawab Fira singkat kala itu. “Aku di Blok F, ayo jalan bareng!” Tanpa berpikir, Fira mangikuti langkah teman barunya untuk yang pertama kali. Lalu berlanjutlah adegan adegan yang sama di setiap harinya. Fira menunggu Rachma di depan gerbang untuk pulang bersama. Begitulah awal persahabatan itu tercipta. Lalu sekarang ia kembali berdiri di sana menunggu seseorang untuk datang sambil menyanyikan lagu persahabatannya, Senin Aku menunggu Selasa akupun masih menunggu           Untuk melihat apa

Konferensi Mahasiswa Indonesia - Merevitalisasi Gerakan Mahasiswa Indonesia

Berjanji mengupload foto-foto hasil konferensi saya tanggal 19-26 kemarin di Jakarta dan UI. konferensi yang berlangsung sejak tanggal 19-25 tapi saya pulang 26 oktober ini dihadiri Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia tapi bukan BEM SI. meskipun gak semua BEM datang, tapi lumayan ramai juga. sekitar 100 mahasiswa memenuhi hall room Arya Duta. Hari pertama, kedua dan ketiga diisi materi dari Mahkamah Konstitusi yang jujur saja membayari hidup saya selama dijakarta dan terbang saya ke sana PP malang-jkt. padahal saya hanya mendaftar dengan RP300.000,00 saja...hehe betapa tidak bahagianya saya? wong pesawat saja sudah 700 ribuan sendiri. untungnya, materi dari MK sangat berguna, meskipun saya mahasiswa ilmi komunikasi dan tak paham tentang HUKUM, saya menganggap inilah chance untuk saya. nah, foto yang paling bawah itu, anak-anak Delegasi Brawijaya. saya pakai jilbab coklat yang di tengah liat kedepan *kibas poni. itu kita masih enak-enak duduk dan

Konferensi Pertama

Baru saja selesai Konferensi, dan sekarang saya di rumah temen di DEpok. ah...untuk cerita-cerita selanjutnya, monggo silahkan tunggu nanti malam.... sekalian mau upload foto-foto lucu...tunggu yak guys...

Aku Mahasiswa Biasa

Beberapa hari yang lalu, untuk kedua kalinya saya turun aksi. kenapa? karena ketika turun aksilah, mahasiswa benar-benar bisa merasakan apa yag terjadi pada diri kita, pada Indonesia, pada universitas kita, dan kita tahu apa artinya kesatuan. saya merasa satu ketika berjalan bersama, kemudian long mars, terutama ketika menyanyikan lagu ini... "Totalitas Perjuangan" Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan Kepada rakyat yang kebingungan Di persimpangan jalan Kepada pewaris peradaban Yang telah menggoreskan Sebuah catatan kebanggaan Di lembar sejarah manusia - Reff : Wahai kalian yang rindu kemenangan Wahai kalian yang turun ke jalan Demi mempersembahkan jiwa dan raga Untuk negeri tercinta forgodsake, seperti menemukan jiwa baru disana. dikenal banyak orang...hahahhhh, yang paling penting adalah,,, membentuk image dan karakter mahasiswa dalam diri saya. kenapa? karena itu penting. lalu, yang menjadi masalah adalah, itulah saya pertama kalinya tidak

OB for the Future

Pagi guys...maaf lama gak posting lagi.. beberapa hari ini hingga dua minggu depan saya akan sangat sibuk. bukan cuma tugas kuliah yang sudah mulai memuncak, kebetulan saya juga panitia OB, olimpiade Brawijaya sampe 2 minggu kedepan. jadi, pembukaan OB sebenarnya adalah hari minggu kemarin, dan unfortunately, opening ceremony nya, yang kebetulan saya panitia acaranya sangat tidak memuaskan. pertama adalah masalah Panggung yang gak elit dan spektakuler >,<. for god sake, saya sampai geleng-geleng peryama kali melihatnya. kekecewaan berawal dari situ, lantas. hari H ternyata koordinasi temen-temen sangat buruk, yah mungkin karna memang baru kenal. tapi kata koordinator saya Indra, "Opening Ceremony menunjukkan kedepannya kita, Rek!" dan...apa yang terjadi? i broke up this chance. jadi, bukannya membuat saya down, mungkin inilah awal yang membuat saya semakin semangat untuk menyekesaikan tanggung jawab saya di olimpiade fotografi. Wish me luck. pameran masih

I'm not me

Astagfirullahaladhim… aku gak tau apa yang terjadi dengan diriku. Aku bukanlah aku yang dulu yang biasanya. Seolah-olah aku terkungkung dalam krangkeng yang tak tahu entah apa itu. Aku kehilangan kebebasanku, kehilangan keceriaanku, kehilangan cerewetku, kehilangan keahlianku, kehilangan semua energy bahagia dalam hidupku. Aku yang biasa bebas, sendiri tapi punya sejuta teman, kini aku terpenjara….aku dipenjara dalam hidup seorang yang menyebutku temannya. FYI, ketika aku pulang ke Gemolong, frekuensi main, bergaul, cerewet dan lain-lain lebih keren. Aku punya segudang cerita, aku punya banyak planning. Tapi disini, adanya aku Cuma BT, DIAM, tak banyak bicara. That’s not me, my self. I lost mine. Disini, aku dikurung!! Diatur!!! (Sebenarnya uda biasa diatur dan mengatur tapi… penjelasan selanjutnya à ) seolah-olah aku Cuma seorang pembantu yang harus ngikut kesana-sini, seperti obat nyamuk yang setiap ia ketemu temannya aku di GM, lalu jadi tembok ketika ia memaksa temannya men