Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Diskusi Ibu dan Anak

The toughest moment of being daughter. Having to explain to Mom what kind of man I need to lead me to jannah. Bagi sebagian orang (termasuk saya) pernikahan Laudya Chintya Bella dan Engku Emran sangat menyentuh, bikin baper, dan inspiratif. Kenapa inspiratif? Krn setelah melihat dan membaca ceritanya di socmed jadi pengen ikutan wkwkwk... Tapi sesungguhnya, proses dan caranya beneran menginspirasi saya juga sih. Akhirnya, saya pulang ke rumah hari Sabtu sore dan kembali ke Jakarta hari Senin pagi untuk berdiskusi dengan Ibu. Ya, hanya Ibu. Ada satu perbedaan prinsip antara saya dengan Ibu dalam menentukan pasangan. Sebagai anak yang cukup konservatif, saya menyadari bahwa ridho orang tua adalah ridho Allah. Inilah yang membuat saya memutuskan untuk berusaha menyamakan atau paling tidak menemukan satu kesepakatan. Hampir satu tahun berdiskusi dan sampai hari ini saya belum menemukan akar masalah penyebab perbedaan. Sesusah itu memahami orang tua. Sesulit itu. Hingga terakhir disk

Mengalah

Di kampus, kamu bisa memilih teman sesuka hati dan memperlakukan mereka bagaimanapun kamu mau. Tapi di tempat kerja, kamu tak punya pilihan dan gak bisa memilih berteman dengan siapa selain karyawan sekantor. Dulu, jaman mahasiswa aku yakin banyak antifans (kayak punya fans aja sih mbak u.u) yang kesel dan benci denganku. Aku bisa ngomel dan marah sesukaku kalau mereka melakukan sesuatu yang gak sesuai keinginanku. Bisa saja aku gak temenan lagi pasca event karena pernah berantem, meskipun ilang satu temen, tapi masih banyak mahasiswa lain yang bisa aku ajak temanan dan event bareng. Aku bisa memilih team sesuka hatiku, sesuai keinginanku dan berapapun jumlahnya. Sekarang, aku gak punya semua kesempatan itu. Kesempatan memilih tim dan memilih teman lagi bisa saya dapatkan di kantor. Penentu karyawan, rekan kerja, siapa yang akan bekerja, dan tim adalah kekuasaan HR. Semuanya "udah dari sononya". Bahkan saat aku masuk, semua orang sudah ada disini sesuai fungsi masing-masi

Perbedaan

Bedanya laki-laki dan perempuan yang jatuh cinta versi saya: Kalau lelaki sudah jatuh cinta dan berniat menikahi,  dia bisa langsung mencari info dan menyatakan niatnya. Kalau saya (perempuan) yang jatuh cinta, apa yang bisa kulakukan? Kzl😌. Saingannya banyak pula, pada agresif pula. Apalah dayaku *fansbaper

Lari

Bagi orang introvert sepertiku, melakukan banyak hal sendiri memang menyenangkan, tapi ada kalanya butuh melakukan banyak hal bersama orang lain agar lebih mudah dan ringan. Sayangnya, aku terlalu sering dengan pedenya menghadapi apapun sendirian. Aku memang kuat, tapi kadang lupa dengan batasnya (kata temen sekosan sih), tapi aku tetap merasa "I can handle it, mba." Padahal aslinya belum tentu aku bisa. Ini hanya salah satu contoh bahwa aku ga mengenali diri sendiri.  Dan minggu lalu, aku menemukan hal lain yang serupa. Selama beberapa minggu sebelumnya, aku merasa semua akan baik-baik saja dan berjalan lancar sesuai dugaan. Bener sih, emang semua baik-baik saja. Faktanya, aku tahu kalau aku melakukan hal yang benar, tapi aku justru marah karena aku terpaksa melakukannya. Ini akan cukup berat jika kupikul sendiri. Aku tau kalau semuanya akan lebih baik jika aku cerita kepada temanku. Tapi aku tidak melakukannya. Seperti yang kubilang, aku terlalu pede menghadapi apapun send

Catatan Setahun Kerja

Bulan depan, tepat 1 tahun saya kembali ke Jakarta setelah 6 bulan 2 minggu bertugas di Cabang Palembang. Sampai hari ini, banyak yang bilang kerjaan saya asyik-asyik dan enak-enak aja. Saya memaklumi dan banyak menyetujui pendapat mereka. Sebagai marketing and sales yang sebenernya tugasnya customer relation, pekerjaan ini memang membahagiakan dibandingkan pekerjaan tim lain di bisnis unit yang sama. Jadi, kalau saya bilang stress karena pekerjaan banyak yang gak percaya. Dan sesungguhnya, semua problem yang membuat stress bisa diatasi dalam waktu singkat. Paling lama hanya 3 hari dan itu sampai membuat saya males ngantor. Menilik setahun kebelakang, kerjaan semenyebalkan apapun bisa diatasi, justru challenge bagi saya hingga saat ini adalah  team management . Dari total 11 tim customer sevices, secara de jure saya hanya membawahi 2,5 orang Account Officer (AO) dari total 4 AO. Tetapi secara de facto , ke 4 AO dan 7 CS lainnya berada dibawah saya. Jangankan developing others (s

Dear My (Future) Husband

Dear My (Future) Husband, Kalau ditanya tentang apa yang paling membuatku penasaran di dunia ini, jawabannya adalah kamu. Aku penasaran bagaimana wajahmu, setebal apa alismu, seteduh apa tatapanmu, sehangat apa genggamanmu, senyaman apa dekapanmu, selembut apa kecupanmu, dan bagaimana rasanya bersandar di bahumu. Aku penasaran sebanyak apa kesabaran yang kamu punya untuk menghadapiku. Aku penasaran apa yang kurasakan ketika suatu hari nanti melihatmu menjabat tangan ayah untuk mengucapkan ijab kabul atas namaku, ketika suatu hari nanti aku berbagi ranjang denganmu, ketika suatu hari nanti aku mengandung dan melahirkan buah hatimu. Aku penasaran apa yang kurasakan ketika suatu hari nanti identitasku secara personal luntur, terganti dengan identitas baru, sebagai istri serta ibu dari putra-putrimu. Selain itu, aku penasaran apa pekerjaanmu. Apa kamu bekerja di tempat yang sangat jauh hingga aku harus menahan rindu karena kita terpisah oleh jarak untuk sementara waktu. Atau mungki

Obrolan Siang

Dari sekian ribu cara yang dilakukan ibu untuk mendidik saya menjadi wanita seperti saat ini, setelah lebih dari 24 tahun, baru dititik ini saya menyadari kepercayaannya ada di posisi mana. Tumben-tumbennya, di jam istirahat HP saya berdering bunyi panggilan masuk. Jarang-jarang ada yang menelpon saya melalui nomor tersebut selain VIP customer atau keluarga. Ternyata telepon dari ibu. Seharusnya sesuatu yang penting karena tidak biasa ibu menelpon di jam kerja. Ku telpon balik beliau. Telpon yang cukup penting yang harus saya hadapi. Beliau memaparkan banyak hal, bicara banyak hal, menyampaikan banyak hal, saya hanya diam ditemani hujan yang baru turun dan tumben turun ditengah terik. Setelahnya, saya menjawab pertanyaan dan memberikan argumen seperlunya tetapi detail. Pada penghujung obrolan itu, ibu mengakhiri penjabarannya dengan statement yang cukup membuat saya berontak tapi sendu, mengartikannya pada banyak hal. Dari sekian ribu cara yang dilakukan ibu untuk mendidik saya me