Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa provide
Postingan terbaru

Memilih jalan hidup yang tidak diharapkan

Aku tidak memiliki banyak ekspektasi dalam pernikahan dan hidup bersama orang lain. Demi menjaga diriku supaya tidak terlalu banyak berharap pada manusia dan menggantungkan harap hanya pada Yang Maha Kuasa. Ternyata benar, beberapa kali aku dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak akan muncul jika aku tidak memiliki keluarga baru. Saat aku sudah memilih, ternyata pilihanku tidak cukup tepat. Tentusaja tidak bisa klik "undo". Aku juga tau, jawaban dari kondisi ini adalah berusaha menerima dan menciptakan peluang lain supaya aku bisa lebih menikmatinya. Mungkin ini cara Allah untuk membuatku kembali mengingat untuk selalu bersyukur dan belajar ikhlas.

Dilema Istri Kerja

Baru hari ini, aku kembali dilema dengan keputusan yang sudah diputuskan bersama yaitu resign dari kantor dan ikut suami. Emang selama ini gak ikut? Engga, selama ini LDR dengan bahagia. Suatu malam, suami memintaku untuk ikut pindah ke Balikpapan. Artinya, aku harus resign atau mencari pekerjaan lain disana. Sampai pagi tadi keputusan kami memang sudah bulat. Namun siang ini, aku kembali dilema. Apa yang akan aku lakukan nanti ketika di rumah bersama keluarga besar dan tanpa aktivitas rutin dalam jangka waktu yang lama. Bagaimana supaya aku rela dan ikhlas? Huft, berat banget.

22 Mei, Hari ke 29 Ramadhan

Maghrib tadi, disujud terakhir aku menangis. Mensyukuri rizki dan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Saking bahagianya sampai menumpahkan tangis setelah selesai shalat. Triggered oleh hadiah dan kiriman padaku dari orang-orang yang tak terduga. I feel blessed, punya keluarga yang baik, teman-teman yang perhatian, sahabat dan teman dekat yang selalu hadir, rejeki yang lancar, dan masih bisa merasakan ramadhan hingga hari ke 29. Memang, 5 tahun terakhir aku bisa menikmati hidupku, menjalani dengan sebaik-baiknya. Ramadhan tahun ini menghadirkan banyak hal yang berbeda, tahun ini memberikan aku banyak pelajaran. Doaku, semoga aku bertemu Ramadhan tahun berikutnya dengan ibadah dan amalan yang lebih baik lagi. 9:49 PM