Langsung ke konten utama

LOMBA MENULIS CERPEN



Guys kemarin karena sakit hati gara-gara webku belom bisa dibuka dan facebook diblokir sama Brawijaya, Ebuddyku gak bisa OL chatting FB gara-gara aku offlinekan. Twitter lagi gak ada teman, orderan masih kosong, toko juga masih sepi akhirnya aku hanya gogling masih mencari cari Celana kodok –aku sih nyebutna begitu, nama aslinya overall denim- ada sih ditoko onlineku ternyata, tapi kegedeaaannnn...di toko online tanah abang mahal bangettt... aku minder deh. Akhirnya aku mengingat kata yang paling sering aku gunakan sebagai kata kunci untuk googling di google Lomba cerpen.
Begitulah dan aku menemukan pengumuman ini terkapar di salah satu wordpress seseorang. Lomba menulis cerita pendek malang post.

Lomba Menulis Cerpen malang post

1.        Diketik di atas kertas ukuran A4, spasi 1,5, panjang 4-8 halaman.
2.      Tiap peserta membayar biaya pendaftaran Rp 20.000,- dan akan mendapat 1 eksemplar buku kumpulan cerpen Malang Post, Barisan Hujan. Khusus untuk kategori pelajar yang berdomisili di Kota Malang, gratis.
3.       Uang pendaftaran ditransfer ke PT Malang Post Cemerlang Rekening BCA Gatot Subroto No 400 310 3598.
4.     Naskah digandakan 3 rangkap dan dikirim via pos atau diantar langsung disertai bukti transfer asli (peserta membawa fotkopiannya) dan fotokopi indentitas ke harian Malang Post, Jl. Sriwijaya 1-9 Malang u.p. Anita D. Retnowati.Periode pengiriman naskah tanggal 1 Februari-20 April 2011.

Berhubung aku sudah lama sekali tak menulis cerita pendek aku berniat mengikuti lomba itu.
Siapa tahu Allah berkata lain untukku kali ini. Juara pertamanya adalah aku, ya kan alhamdulillah. Maka dari itu, dari pada nganggur sambil menunggu toko laris mulai menulis lagi. Insyaallah Allah akan memberikanku jalan yang terbaik.

Menulis dan buktikan ke eksisanmu di ajang kompetisi ini! Bermain sportiflah dan jadilah lawanku disini. DON’T MISS IT!!!

God bless us!

Nb: kalo mau tanya-tanya lebih lanjut tulis aja di shoutMix akkyu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...

Apakah rasanya akan tetap sama?

 Setelah apa yang aku lalui beberapa bulan belakangan, aku benar-benar sudah memaafakan. Apakah perasaanku tetap sama? Sampai detik ini, aku baru menyadari bahwa perasaanku tidak sama. Aku masih tidak bisa memasrahkan kembali semua hidupku ditangannya.  Aku baru menyadari tadi pagi saat perjalanan naik ojek ke kantor, 25 Agustus 2025. Lagi-lagi aku teringat bahwa yang aku punya hanya Allah dan anakku. Aku ingin kembali seperti sedia kala, tapi ternyata aku masih takut. Aku takut runtuh, tapi aku juga khawatir. Pasrah pada Allah, aku percaya apapun dan bagaimanapun jalan yang Ia tentukan adalah yang terbaik.