Langsung ke konten utama

Imaginasi Pangeran

hemh... this is my prince ever afer...




Aku hidup didunia ini.

“Beruntung aku bisa dilahirkan, tapi adikku ia lahir karna sebuah keberuntungan”

Beginilah kira kira terjemahannya:

Beruntung karena aku bisa lahir di dunia ini. Berarti aku sebelumnya memang tak diharapkan tapi malah ada, atau sesuatu yang buruk pernah terjadi sebelum aku lahir sehingga aku harus sangat menghargai keberuntungan itu. Kalimat selanjutnya menjelaskan adikku lahir karena keberuntungan orangtuaku dan dia bagaikan sesuatu yang dipuja-puja karena kelahirannya. Entahlah, bagiku kalimat itu sangat berlawanan.

 Kalimat yang diperuntukkan untuk seorang pangeran yang dibuang. Siapa lagi kalau bukan Pangeran Zuko. Kalimat yang keluar dari Raja Api Ozai sang ayah. Begitu menyakitkan bagiku ketika mendengar kalimat itu. Bagaimana tidak, apalagi jika kalimat tersebut keluar dari seseorang yang mengenal kita dari kecil, tak terbayang perihnya. Bahkan, bertahun-tahun setelah mendengarnya, tak ada satu kata yang kulupa. Ya kira-kira seperti paku yang sudah tertancap erat di ubun-ubunku. So, wajarkan kalau aku begitu benci dengan calon mertuaku itu –hehe- .

Sebenarnya bukan hanya disanalah masalahnya. Selain aku mencintai sang Pangeran Api-ku, aku terkadang juga merasa seperti dirinya, Beruntung bisa dilahirkan dan menikmai indahnya dunia ini. Buktinya...

First, You could see, everything I’ve done wrong. Banyak yang aku lakukan untuk membuatku senang tapi justru sebaliknya. Seperti kemarin ketika aku sangat bersemangat untuk berbisnis, ternyata aku malah terjebak dengan bisnis online MLM. Bisa apa aku sekarang Kabur??? –silakah dijawab-
Second, I was silly girl and although I called my self Hyandsome –mirip handsome- just amuse myself. Terutama di bidang pendidikan. Lihat saja IP ku yang masih dibawah cumlaude L. See?
Third, I was fail. Ketika sang novel hampir jadi, tiba-tiba aku merenungkan isi ceritanya. “Jelek” begitulah kira-kira bunyi hatiku malam itu.
Satuhal terakhir itulah yang sangat tragis bagiku. Sangat menyakitkan pula.

Ckckckc... seolah-olah memang aku itu tak pernah diberi kesempatan untuk merasakan keberuntungan tanpa usaha keras sebelumnya.

“Tak seperti Azula yang selalu mendapatkan kesempatan emas itu. Tanpa, sama sekali tanpa usaha sekeras aku berusaha.” Adilkah hidup ini bagimu? Masih adil. Aku merasa masih saja hidup ini adil. Karena ia yang telah memberiku satu jalan hidup yang tak pernah beruntung dan tak pernah senang. Aku hanya ingin membiarkan hidup ini kini ditiup angin, diguyur hujan, diterpa badai, dihempas ombak, ditutup mendung, dihampar gurun, teriris panas, terkikis oleh apapun dan hancur berkeping-keping.

Namun, mengingat adanya siklus di dunia ini, adanya sedimentasi, kepingan-kepingan semangatku akan bersatu kembali.

Entah berbentuk sedimen breksi atau konglomerat –kuharap konglomerat- pada intinya aku akan kembali bersatu dengan kepingan-kepingan semangat lainnya.

Lalu aku bisa mengambil kesimpulan, hidup benar-benar adil meskipun aku memang bukan orang yang lahir karena keberuntungan. Setidaknya aku memang harus menunggu hingga proses sedimentasi itu selesai. Aku lekas berusaha keras untuk menyelesaikannya. Hanya itulah kira-kira motivasiku saat ini. Hanya untuk saat ini. Sang Pangeran Zuko dan sedimen konglomerat.

Setiap akhir kata aku akan selalu berdoa untuk kita, GOD BLESS US!!!

Komentar

  1. A ha ha ha ha...
    Bi, apakah hidup itu adil atau tidak itu tergantung pada definisi kita terhadap kata "Adil" itu sendiri. (Mengikuti jalan pikiran Mas Niels Bohr)

    BalasHapus
  2. iyya nak :)

    waaahhh jangan suka ikut2 pikiran orang yak :)

    BalasHapus
  3. Bukan ikut2an bi. Aku juga berpikir begitu, tapi sudah ada pendahulunya...

    Bdw, bibi kok jarang buka FB sih?

    BalasHapus
  4. sama aj boong itu haaahhh -_-"

    iyya, ga mampu beli pulsa modem...

    BalasHapus
  5. Lha mang gtu knyataannya, tp nggak ada cra bwt buktikan sih. Makanya ada istilah "referensi", biar gjadi penjiplakan.

    Yaah, klau tu msalahnya y hanya dirimu sendiri yang dpat mnolong.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa provide

Permainan

Sebenernya aku mendengar, tapi aku pura-pura. Hingga aku dipanggil dan oranglain mengulangi ucapanmu. Memastikan, benar kamu yang mengatakan. Aku menatapmu sambil tertawa. Seperti biasa. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata. Aku hanya bisa pura-pura dan berpaling. Sejak tau bahwa kamu mulai berani bermain. Permainan yang tak bisa kuhindari. Yang harus aku hadapi. Tanpa tau siapa yang akan menang. Jika keduanya, semoga bahagia. Pojok Lt.2 Kantor, 14/03/19

WASIAT

Disela waktu mengerjakan skripsi begini , saya ingat beberapa tugas semester-semester muda dulu. Entah kenapa tugas-tugas dulu itu selalu asik apalagi tugas kerja kelompok. Bagaimanapun juga, sesulit-sulitnya tugas jaman dulu, menurut saya lebih menyenangkan daripada hanya mengerjakan tugas didepan laptop, dengan buku disamping kanan kiri, atau diperpus, dengan jumlah buku lebih banyak dikanan kiri saya, tanpa teman ngobrol, tanpa menggunakan skill lain kecuali ngetik. Its truly, definitely membosankan guys! Makanya saya sampai sempet nulis begini diwaktu merevisi BAB I dan II. Dan inilah beberapa tugas yang menurut saya tugas tugas yang menyenangkan dan justru materi kuliah bisa saya ingat sampai detik ini karena tugasnya seperti ini, membuat video! Video ini dibuat saat kuliah Communication cross culture. Gitulah, gayanya mata kuliah bahasa enggres dan kelasnya kelas enggres, dosennyapun lulusan Eropa, sayangnya selesai semester dua kuliah berbahasa Indonesia :D Video pertam