Langsung ke konten utama

Pindah Episode 2

Kalau aku pernah menyebut bahwa tahun 2015 adalah tahun perpindahan dan tahun 2016 adalah tahun liburan, maka silakan dibantah. Aku salah! 2016 aku masih pindah! 2016 aku ga punya rencana liburan. 5 kali pindahan selama satu tahun itu ternyata masih berlanjut sampai awal tahun 2016. Belum genap satu semester di Palembang, aku harus packing barang-barang lagi. Harus hengkang dari Palembang dalam hitungan hari. Aku masih linglung. Tak menyangka akan pindah secepat ini.

Kembali ke Jakarta~


"Rasanya memang tak seberat saat pindah dari Jakarta ke Palembang, tapi tetap saja memindahkan hati tak semudah memindahkan barang~"

Saat akhirnya mulai memiliki teman yang bisa diajak ngobrol, bisa les sesuka hati, bisa nonton senin kamis, dan bisa liburan tiap bulan. Akhirnya ada temen yang ngajakin main dan nongkrong bareng. Saat akhirnya bisa berkebun bareng Palembang Berkebun setelah lama vakum dari komunitas hijau. Saat akhirnya udah rutin ngaji bareng ibu ibu komplek. Saat akhirnya ada yang berani deketin, *eh wkwk.

Yuk, tata hati dan hidup lagi dari awal!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...

Apakah rasanya akan tetap sama?

 Setelah apa yang aku lalui beberapa bulan belakangan, aku benar-benar sudah memaafakan. Apakah perasaanku tetap sama? Sampai detik ini, aku baru menyadari bahwa perasaanku tidak sama. Aku masih tidak bisa memasrahkan kembali semua hidupku ditangannya.  Aku baru menyadari tadi pagi saat perjalanan naik ojek ke kantor, 25 Agustus 2025. Lagi-lagi aku teringat bahwa yang aku punya hanya Allah dan anakku. Aku ingin kembali seperti sedia kala, tapi ternyata aku masih takut. Aku takut runtuh, tapi aku juga khawatir. Pasrah pada Allah, aku percaya apapun dan bagaimanapun jalan yang Ia tentukan adalah yang terbaik.