Langsung ke konten utama

The Last Sunday

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kecewa adalah kecil hati atau tidak puas karena tidak terkabul keinginan/harapannya. Sial, sejak kapan aku mulai berkitab KBBI?

Sejak minggu lalu, aku berharap ada Kamus Kecil Bahasa Indonesia yang mampu menerjemakan rasa kecewa. Supaya lebih detail dan jelas, akan lebih baik jika ada contoh cerita didalamnya (inimah novel namanya).
Tapi aku setuju dengan definisi tersebut. Kekecewaanku minggu lalu memang karena aku berharap. Berharap ada orang yang mau diajak susah seneng bareng, berharap ada orang yang sukarela jadi sandaran saat aku sibuk dan pening, berharap ada orang yang menemani aku mondar mandir sana sini, berharap ada yang menolongku tanpa merasa terbebani. Lagi-lagi, hidup tak selalu seperti apa yang diharapkan. Demikianlah aku merasa kecewa pada semua orang yang sudah merasa berguna itu.

Lalu aku ingat satu hal yang mengantarkanku pada banyak makna hidup. Kalau aku menyukai tanggungjawab dan pekerjaan seperti ini, kenapa aku harus pening dan sedih hanya karena tak ada yang bisa diajak berbagi kesulitan? Ya! Aku menyukai ini! It should make me really happy, right?

Kesadaran ini mengantarkanku pada sebuah kalimat "Hidupku seperti ini bukan karena takdir atau harapan. Aku memilih hidup seperti ini!" Hidup itu sebuah pilihan, right? Kalau aku bisa bahagia dengan tantangan ini, kenapa aku lebih memilih berlama-lama kecewa dan berharap pada orang yang tidak dependable?

Saat itu juga aku mengerjakan apa yang bisa aku kerjakan tanpa meninggalkan "pekerjaan sesungguhnya". Saat itu juga aku berhenti berharap ada yang mau aku ajak berbagi pusing dan sedih. Saat itu juga aku membagi mana yang harus aku prioritaskan. Saat itu juga, aku hanya memikirkan apa yang bisa aku lakukan untuk hasil terbaik. Dan saat itu juga aku ingat "Kita memang volunteer, bekerja tanpa dibayar, tetapi kita harus tetap bekerja secara professional."
***
Sore itu, bisa saja aku menumpah-ruahkan semuanya termasuk "kebun binatang" yang sempat hinggap. Tapi semua itu sudah hilang! Aku merasa cukup bahagia dengan usaha terbaik yang kulakukan dan bermanfaat untuk orang lain.
Sore itu aku hanya melahap makan siang dan diam. Lalu teringat kalimat terbaik bulan ini dari kepala keuangan kantor, 

"Gw gak mau ngatain dan menyakiti seseorang hingga ketika dia mengingatku, kejelekankulah yang pertama dia ingat."

Yes, Pak! Aku memilih diam karena ga ingin membuat mereka memiliki ingatan buruk tentangku di Hari Minggu terakhirku disini.


nima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...