Langsung ke konten utama

PURUK


Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice. Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini mendukung saya. Mendukung saya sampai saat ini. sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya mereka masih menganggap saya. Saya sebagai teman mereka. Mereka yang baik dengan saya dan bukan musuh saya. Saya yang hanya terpuruk dari tahun ketahun. Tahun ketahun yang penuh ketakutan. Ketakutan kehilangan yang pernah saya dapat. Dapat bukan berarti harus hilang. Hilang berarti saya harus mati. Harus mati saja. Saja karena demi teman. Demi teman yang saya lakukan sampai saat ini. Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa seharusnya bukan ini yang terjadi pada saya.

falling "star" from DA


Kalian tau? Kehilangan seorang lelaki yang saya sukai selama 7 tahun saja saya tak menangis. Dia menikah satu tahun dua bulan yang lalu. Dan pagi tadi saya menangisi diri saya karena membela teman saya di kosannya saat kedua teman saya tidur. Saya menangis dan benar-benar keluar air mata saya. Dan saya belum 3 tahun mengenal 2 teman saya ini. Tapi saya sangat percaya kalau mereka tulus berteman dengan saya. Sepele sebenarnya masalahnya. Sepele yang disepelekan oleh seseorang yang saya hormati. Dan saya merasa bahwa dia menyampaikan persepsi buruknya tentang saya pada teman saya. Parahnya lagi, perasaan saya ini ada buktinya dan teman saya sendiri juga mengatakannya. Dia bilang kalau, “Sebenarnya aku awalnya nganggep kalau yang jahat itu kamu, Nim.” Dan saya shock berat karena teman saya hampir termakan. Seandainya, kami bertiga, saya dan dua teman saya tidak terbiasa dengan keterbukaan dan saling cerita apa adanya. Jadilah kami musuh selamanya. Karena saya benci politik dan saya gak mau punya teman yang terlibat skandal politik, meskipun saya selalu terlibat u.u sebenarnya saya tidak mengharapkan...aarrrggg gimana saya harus menceritakannya????
Saya gak mau lagi terlibat makanya saya jauh-jauh dari teman-teman saya yang mau memanfaatkan untuk kepentingannya sendiri. Tapi ternyata, salah satu teman dekat saya ini yang justru terlibat. Dan dia memasukkan saya sebagai salah satu daftar orang yang memberi pengaruh pada keputusannya. Karena dia tahu kalau saya pasti menolak, hahahaha...tawaran jabatan se yuhuu apapun bagi saya hanya sampah kalau mainnya di setir. I have my own way to influence people and to change their spirit (Masyarakat FISIP).
Dan orang-orang yang bergolongan sama ini menganggap bahwa sayalah penghalangnya daaan menganggap saya benci polkam karena rekan kerja saya di pemilwa tahun lalu. Yang jelas, memang teman saya yang terlibat skandal menjijikkan ini memang sengaja dan secara gamblang mengatakan semua masalah ada di saya dan orangtuanya yang pertama. Tapi semuanya terbalik ketika dia menemui saya di kosan dan mengatakan bahwa dia butuh saya untuk support teman saya ini dari belakang. Sudah jelas-jelas saya mendukung keputusan teman saya. Keputusan teman saya menolak tawarannya, tapi teteeep aja kekeuh kalo saya yang susah dan masalah. Sudah saya lakukan apa yang disuruhnya meskipun sebenarnya saya tau, dia berusaha memanfaatkan saya untuk majunya teman saya ini, tapi bagaimanapun juga saya punya akal yang masih sehat dan bisa jalan. Saya support teman saya apapun keputusannya. Dan kalau dia udah bilang tidak, berarti saya membentenginya untuk tidak menerima.
Intinya mah tetap sama sampai saat ini, teman saya menolak, kami berdua mendukung, dan hanya saya yang dibilang oleh orang-orang bergolongan kammi *eeh itu saya masalahnya! Gimana gak pengen gantung diri coba T___T
Dari awal sudah jelas, saya tidak mau terlibat karena tidak ingin kehilangan lebih banyak teman dan mendapatkan banyak musuh. Tapi mereka mengibarkan bendera perang dengan saya. Oke saya terima tantangannya. “Bunuh saja saya”
Maka satu masalah selesai. Kalau saya memang masalah besar di sini.
Baiklah, saya sudah cukup lega dan sedikit tenang setelah cerita banyak. Paling tidak, saya bisa kalem sampai saya ketemu dengan oknum oknum pembuat masalah dengan saya. Maaf saya memang dogmatis. Saya rasa ini kelebihan saya, selain suara sexy ini u.u
Terimakasih yang sudah mau membaca sampai selesai, karena jujur, tak ada satupun yang bisa saya percaya selain blog. Blog hanya diam, tapi efeknya luar biasa bagi saya. Mungkin orang lain juga.


Regards,
ァニマ

Komentar

  1. Bahasanya kentel dalem penuh emosi nih kayaknya..
    Just a life,, Hadapi dengan senyuman,, Nggak semua musuh ada di depan kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayak susu aja"kentel"
      oke...trimakasih...sangat membantu

      Hapus
  2. Sedih emang rasanya kalo disepelekan dengan orang yang sebenernya pengin banget dia respek sama kita
    Tapi tenang aja, masih banyak teman yang mendukung kan?
    Termasuk saya. tentunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha...iya untungnya masih banyak teman yang mendukung saya, terutama teman-teman blogger seperti kamu :D

      Hapus
  3. kesal banget punya temanan gitu kan

    BalasHapus
  4. KEEP SMILE YA.....

    dan silahkan meraba-raba...

    hadapi hidup lengkap dengan musuh2nya,hadapi dengan senyuman,

    BalasHapus
    Balasan
    1. oyi, kak....

      itukan tulisan di header saya -___-"

      Hapus
  5. saya bisa dipercaya laa... :) :D

    eee namane politik, ora ono konco ora ono musuh, alias abu2

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, kan...saya agak gak yakin ini sama mas nyaaa :D

      iya ya...kayaknya emang saya harus bikin parpol warna abu-abu yaa hahaha

      Hapus
    2. saya bisa membuatmu, percaya kepadaku meski kau tak percaya hhahaha :P

      Hapus
  6. tinggal dipoles sana sini, jadi bagus neh tulisannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa provide

Permainan

Sebenernya aku mendengar, tapi aku pura-pura. Hingga aku dipanggil dan oranglain mengulangi ucapanmu. Memastikan, benar kamu yang mengatakan. Aku menatapmu sambil tertawa. Seperti biasa. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata. Aku hanya bisa pura-pura dan berpaling. Sejak tau bahwa kamu mulai berani bermain. Permainan yang tak bisa kuhindari. Yang harus aku hadapi. Tanpa tau siapa yang akan menang. Jika keduanya, semoga bahagia. Pojok Lt.2 Kantor, 14/03/19

WASIAT

Disela waktu mengerjakan skripsi begini , saya ingat beberapa tugas semester-semester muda dulu. Entah kenapa tugas-tugas dulu itu selalu asik apalagi tugas kerja kelompok. Bagaimanapun juga, sesulit-sulitnya tugas jaman dulu, menurut saya lebih menyenangkan daripada hanya mengerjakan tugas didepan laptop, dengan buku disamping kanan kiri, atau diperpus, dengan jumlah buku lebih banyak dikanan kiri saya, tanpa teman ngobrol, tanpa menggunakan skill lain kecuali ngetik. Its truly, definitely membosankan guys! Makanya saya sampai sempet nulis begini diwaktu merevisi BAB I dan II. Dan inilah beberapa tugas yang menurut saya tugas tugas yang menyenangkan dan justru materi kuliah bisa saya ingat sampai detik ini karena tugasnya seperti ini, membuat video! Video ini dibuat saat kuliah Communication cross culture. Gitulah, gayanya mata kuliah bahasa enggres dan kelasnya kelas enggres, dosennyapun lulusan Eropa, sayangnya selesai semester dua kuliah berbahasa Indonesia :D Video pertam