Langsung ke konten utama

Sekali Lagi hingga puluhan kali



Allah menciptakan beribu kata yang memiliki beda makna tiap hurufnya. Tak gampang menyamakan persepsi orang. tapi sungguh, firmanNya mampu membendung sekian juta rasa kesal,

"Jika kamu tak bisa berkata yang baik, maka diamlah"

suatu inspirasi luar biasa yang disampaikan melalui Rasu bagi saya. Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang kesusahan mengkomunikasikan sesuatu pada seorang temannya. karena komunikasi merupakan suatu keniscayaan, bisa menjadi sebuah penyelesai masalah, tapi juga bisa menyebakan masalah, bahkan bertambah parah. akhirnya, saya memilih untuk mengamalkan hadits tersebut.

DIAM

Meskipun bagi saya diam bukanlah emas, paling tidak saya bukan seorang kapitalis yang hanya mengejar emas dengan diam diri, tetapi sedang mencari kebenaran. Entah ini salah, atau benar inilah satu-satunya solusi yang bisa saya pikirkan. ya, otak saya memang buntu, otak saya memang sedang bebal.

saya rasa, dengan diam, selain teman saya tidak merasa sakit hati, dia juga tidak akan tahu kalau saya tidak suka diperlakukan seperti itu. biarlah saya yang menanggung dari pada dia salah mempersepsikan apa yang saya katakan lagi dengan sesuatu yang salah jawaban terbaik memang hanya diam.

saya takut merasa bersalah atau benar-benar salah ketika berbicara lagi dengannya. Jujur, dari pada di suudzoni terus oleh seorang teman, saya lebih baik tak berteman dengannya LAGI! karena saya tak mau hidup saya di susahkan hanya karena satu orang saja. sekali dua kali tak masalah, tapi tawaran terhadap sikapnya yang demikian selalu meracau sekali lagi dan sekali lagi. membuat saya semakin geram dan kesal.

tapi saya tidak menyesal mengenal orang seperti dia. meskipun saya lebih baik tak berteman dengannya...rasanya seperti teman yang tak mempercayai teman itu...menyebalkan, sungguh...bentar-bentar di anggap salah dan harus ngalah... sayangnya, yang bisa saya lakukan hanyalah dia, demi harga mati sebutir pertemanan. siapa tau ada benih syurga diantaranya...biarlah, saya lama-lama bosan dengan kondisi yang seperti ini. tak ada yang menarik! sekali lagi dan berulangkali sekali lagi...menyebalkan!

Komentar

  1. masa muda masa yang berapi2 (roma kelapa)

    BalasHapus
  2. maaf, saya gak punya receh...ngamen di tempat lain aja... :P

    BalasHapus
  3. Diama itu Emas , tapi kadang Bicara Bisa Berlian kalau diperlukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, memang bener juga ya...
      tapi sepertinya saya belum butuh bicara ya? saya bingung >,<

      Hapus
  4. berbicaralah secara baik2.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sepertinya itu yang saya butuhkan....terimakasih masukannya...saya akan coba... :)

      Hapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...