Sebuah kilatan menghancurkan
hatiku, aku benar-benar ketakutan. Tidak, mereka salah. “Guys, ini aku, angela.
Aku sudah datang, ayo kita main bersama. Bentar lagi jam 9.” Ucapku keras, tapi
tak ada yang menggubrisku. Mereka terlarut dalam tangisnya hingga tak mendengarku.
Aku mendekati mereka beberapa langkah. Betapa kagetnya aku ketika aku tak melihat
diriku sendiri di cermin.
“Tidak…apa yang terjadi? Apa yang
terjadi? AAARRRGGGGHH!!!”
Kilatan ingatan mengembalikanku ke
suara tadi. Suara yang membuatku lupa semuanya. Suara apa tadi? Suara apa???
TIIIIIIIIIINNNTTT…. CYYIIIIITTTT….BRAAKK!!!
Suara klakson mobil dan tabrakan.
Kulihat polisi-polisi yang
berkerumun di sekeliling jalanan, bahkan jalan sudah di tutup. Beberapa
wartawan yang seharusnya datang ke Julian school memotret-motret dan mencatat
setiap yang diomongkan salah satu polisi.
“Pengemudinya sedang mabuk dan dia
mengakui sudah menabrak Nona Angela. Dia dijadikan tersangka saat ini.”
Aku benar-benar marah mendengar
polisi sialan itu. SIALAN!! Hiks! Aku berbalik dengan menabrak semua orang yang
ada di depanku, mereka tidak merasakan keberadaanku. Langkahku terhenti, aku
terpaku didepan mayatku. Emosiku kini benar-benar meluap. Aku marah dan
menangis. Kulihat seseorang yang duduk di kursi penumpang mobil polisi.
“Maafkan aku, aku benar-benar
menyesal… maafkan aku, aku benar-benar menyesal, aku tak sengaja… maafkan aku,
aku benar-benar menyesal…” terus dan terus ia mengulangi kalimat itu.
“Menyesal katamu? MENYESAL??? KAU
MENGHANCURKAN TUBUHKU! MENGHANCURKAN MIMPIKU DAN HARAPAN MAMAKU!!! SETAN KAU!
BEDEBAH!! KAU MENGHANCURKAN MIMPIKUUUUU!!!”
Sekuat tenaga aku memukulinya
meskipun ia tak merasakan.
Aku memafkanmu, tapi jangan
sekarang, jangan hari ini, hari dimana mimpiku…mimpiku…kau tak hanya
membunuhku, kau membunuh semua tentangku!
terharu bacanya,,,rada horor baca ceritanya pagi2,,hehehe
BalasHapushehe :) makasih udah mau baca cerita nya :)
BalasHapussuka banget... ^_^
BalasHapustrimakasii :)
BalasHapus