Langsung ke konten utama

Bahagia Sehari

Huah,,,baru aja selesai UTS dan keluar dari ruangan ujian, sedih gara-gara saya gak bisa ngerjain :( bahagianya gak karuan.....*menghiburDiri
Seolah-olah tanggungjawab saya sebagai mahasiswa sudah berkurang 90 derajat. tinggal 10 derajat untuk kuliah-kuliahnya saja setelah 2 bulan merasa berat dan berantakan karena tugas menumpuk dan paper-paper yang harus selalu survei, site visit dan mengluarkan duit banyak.

Sudah sepatutnya saya merasa berat di semester ini setelah santai-santai di semester lalu akibat semester 1 yang Bloody hell...dan karena saya masih penasaran kalau punya IP 4 koma bulet bulet. pokoknya setelah berhasil dapat IP sekian meskipun mustahil  saya akan kembali santai dan pulang balik Solo Malang untuk Birul Walidain. gara-gara semester ini gak pernah pulang.

Tapi, setelah perasaan bahagia ini keluar begitu saja saat keluar dari ruang ujian, saya langsung lemas lagi mengingat besok adalah hari jum'at. dan itu tiba-tiba saja terlintas. sungguh mengganggu kebahagianku ==". Satu tanggungjawab lagi yang harus saya selesaikan jumat besok. Training jurnalistik se universitas dan entah ini berkah atau ujian sayalah penanggungjawabnya. >,< gak jadi bahagia.

saya langsung duduk di pojokan dan membalas sms koordinator-koordinator event semalam. nasib saya memang kurang beruntung sepertinya. tapi baiklah, mungkin saya hari ini saja bisa berbahagia sebelum acara besok. dan semoga setelah acara besok, saya lebih bahagia lagi. (berdoa dalam hati >> ya Allah, semoga acaranya sukses, semoga sukses, semoga sukses. duit dari rektorat turun full. amin)

mohon doanya teman :)

Komentar

  1. nima.. ganti font dong.. susah dibaca :(

    BalasHapus
  2. ok, semoga sukses kawan..
    sukses juga nilai UTSnya.. ;D

    BalasHapus
  3. asik yang udah UTS. hehe..
    tetap semangaaat :)

    BalasHapus
  4. iya thu, asyik yg dah UTS. sini belum..

    BalasHapus
  5. Yahya : Amin *berharap dikabulkan...loh? trus kapan?

    Irma : iyya mbak, tapi bikin deg deg an e... ><

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...