Langsung ke konten utama

Catatan Setahun Kerja

Bulan depan, tepat 1 tahun saya kembali ke Jakarta setelah 6 bulan 2 minggu bertugas di Cabang Palembang. Sampai hari ini, banyak yang bilang kerjaan saya asyik-asyik dan enak-enak aja. Saya memaklumi dan banyak menyetujui pendapat mereka. Sebagai marketing and sales yang sebenernya tugasnya customer relation, pekerjaan ini memang membahagiakan dibandingkan pekerjaan tim lain di bisnis unit yang sama. Jadi, kalau saya bilang stress karena pekerjaan banyak yang gak percaya. Dan sesungguhnya, semua problem yang membuat stress bisa diatasi dalam waktu singkat. Paling lama hanya 3 hari dan itu sampai membuat saya males ngantor.

Menilik setahun kebelakang, kerjaan semenyebalkan apapun bisa diatasi, justru challenge bagi saya hingga saat ini adalah team management. Dari total 11 tim customer sevices, secara de jure saya hanya membawahi 2,5 orang Account Officer (AO) dari total 4 AO. Tetapi secara de facto, ke 4 AO dan 7 CS lainnya berada dibawah saya. Jangankan developing others (salah satu KPI saya), manage dan mendekati mereka saja saya masih belajar.

Berbeda dengan saat berada di kampus, kita bisa memilih teman, bisa memilih tim di organisasi, dan bisa memilih rekan kerja. Saya jadi ingat quotes seseorang, “Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan bekerja.” Begitulah, tim saya taken for granted, sudah ada  dari sononya, saya tinggal terima jadi dan melanjutkan.

Saya hanyalah junior, baru join, belum hafal sistem, lalu ujug-ujug datang dengan posisi lebih tinggi. Sedangkan mereka semua senior (paling baru sudah bekerja selama 6 tahun), lelaki (entah kenapa ini mempengaruhi menurut saya), sudah hafal sistem, proses kerja sudah diluar kepala, handling complain customer lebih cepet karena jam terbang tinggi, tapi ada yang punya penyakit jantung, bahkan ada satu orang yang usianya sudah kepala 5. Bisa dibayangkan kalau ada flow pekerjaan yang harus berubah, saya harus bisa membuat mereka menyesuaikan ritme tim dari pemuda 28 tahun sampai bapak-bapak usia 52 tahun.

Ada yang separuh baya, orangnya inisiatif dan cekatan tetapi nyebelinnya masyaAllah, ngomongnya jutek, galak dan semaunya sendiri. Ga jarang, bukannya dilayani dengan baik justru customerku diomelin sama masnya ini. Dia tau gak sih kalau aku berusaha banget menjaga customer dan principal supaya satisfy dengan service yang ditawarkan, lha dianya malah ngomelin customer. Kesel ih. Apalagi kalau ngomong sama dia, bawaannya bête dan pengen ngomelin. Tapi belum sempet ngomel, dia duluan yang ngomelin aku ToT. Maunya, saya bisa santai menghadapi masnya sama seperti menghadapi yang lainnya, nyatanya, sampe siang tadi saya sempet bête dan tak tinggal pergi.

Dulu, demi bergaul dan dekat dengan mereka, saya menjadi perokok pasif. Berusaha untuk bernapas biasa tanpa batuk batuk saat duduk istirahat bareng. Setelah mulai kenal, saya mulai ngibas-ngibasin tangan kalau asapnya mengarah ke saya, kalau udah gitu mereka otomatis pindah duduk meskipun ga jauh. Kadang saya ngoceh dikit sambil bercanda. Karena saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, jadi saya yang berusaha menyesuaikan diri. Beginilah nasib junior.

Sudah satu tahun, saya masih belum menemukan formula yang tepat untuk beberapa orang di tim ini dan saya masih belajar untuk bekerja dengan baik bersama mereka. 
Menjadi partner yang bukan menambah beban, tetapi meringankan beban mereka. Lari kecil bareng buat ngejar target revenue sambil ngopi dan nge jus.  
Nyatanya, ini semua challenge banget, padahal urusan gitu doang :3



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa provide

Permainan

Sebenernya aku mendengar, tapi aku pura-pura. Hingga aku dipanggil dan oranglain mengulangi ucapanmu. Memastikan, benar kamu yang mengatakan. Aku menatapmu sambil tertawa. Seperti biasa. Sungguh, aku tak bisa berkata-kata. Aku hanya bisa pura-pura dan berpaling. Sejak tau bahwa kamu mulai berani bermain. Permainan yang tak bisa kuhindari. Yang harus aku hadapi. Tanpa tau siapa yang akan menang. Jika keduanya, semoga bahagia. Pojok Lt.2 Kantor, 14/03/19

WASIAT

Disela waktu mengerjakan skripsi begini , saya ingat beberapa tugas semester-semester muda dulu. Entah kenapa tugas-tugas dulu itu selalu asik apalagi tugas kerja kelompok. Bagaimanapun juga, sesulit-sulitnya tugas jaman dulu, menurut saya lebih menyenangkan daripada hanya mengerjakan tugas didepan laptop, dengan buku disamping kanan kiri, atau diperpus, dengan jumlah buku lebih banyak dikanan kiri saya, tanpa teman ngobrol, tanpa menggunakan skill lain kecuali ngetik. Its truly, definitely membosankan guys! Makanya saya sampai sempet nulis begini diwaktu merevisi BAB I dan II. Dan inilah beberapa tugas yang menurut saya tugas tugas yang menyenangkan dan justru materi kuliah bisa saya ingat sampai detik ini karena tugasnya seperti ini, membuat video! Video ini dibuat saat kuliah Communication cross culture. Gitulah, gayanya mata kuliah bahasa enggres dan kelasnya kelas enggres, dosennyapun lulusan Eropa, sayangnya selesai semester dua kuliah berbahasa Indonesia :D Video pertam