Langsung ke konten utama

I'm not me


Astagfirullahaladhim… aku gak tau apa yang terjadi dengan diriku. Aku bukanlah aku yang dulu yang biasanya. Seolah-olah aku terkungkung dalam krangkeng yang tak tahu entah apa itu. Aku kehilangan kebebasanku, kehilangan keceriaanku, kehilangan cerewetku, kehilangan keahlianku, kehilangan semua energy bahagia dalam hidupku. Aku yang biasa bebas, sendiri tapi punya sejuta teman, kini aku terpenjara….aku dipenjara dalam hidup seorang yang menyebutku temannya.
FYI, ketika aku pulang ke Gemolong, frekuensi main, bergaul, cerewet dan lain-lain lebih keren. Aku punya segudang cerita, aku punya banyak planning. Tapi disini, adanya aku Cuma BT, DIAM, tak banyak bicara. That’s not me, my self. I lost mine.

Disini, aku dikurung!! Diatur!!! (Sebenarnya uda biasa diatur dan mengatur tapi… penjelasan selanjutnyaĂ ) seolah-olah aku Cuma seorang pembantu yang harus ngikut kesana-sini, seperti obat nyamuk yang setiap ia ketemu temannya aku di GM, lalu jadi tembok ketika ia memaksa temannya menolongnya. Padahal aku gak mau dan aku masih mensyukuri apa yang diberikan Allah. I satisfied if I do with myself. Ketika aku benar-benar butuh, barulah aku minta.

Allah, sepertinya saya memang Cuma orang nomor dua. Dia orang kaya saya orang miskin (benar) dia orang kota saya orang desa(benar) dia pandai saya bego (benar) dia hebat saya lelet (benar). Lalu siapa yang memulai semua ini? Saya. Jadi saya yang harus mengakhirinya.

Saya ingin katakan, aku gak betah jadi temanmu, jadi…kita gak usah terlalu dekat yah. Atau, aku pengen sendiri, jadi kamu berangkat kuliah duluan aja terus. Aku pengen sendiri dalam waktu lama.

Kenapa???

KARENA AKU PENGEN NANGIS BERSAMANYA!!
Tersiksa batinku. Aku ingin hidupku nyaman saja. Dengan kegengsianku, dengan kecerewetanku, dengan semua keterbatasan dan kelebihanku.

Orientasi aku kuliah, karena aku gak Cuma butuh kuliah, aku pengen hidupn=ku nyaman sesuai keinginanku, bukan keinginan Bos yang tak menggajiku, aku ingin hidupku lebih hidup. Bukan hidupku hidupnya.

Gak punya temen deket, gak papa. Aku gak akan terlalu butuh itu. Aku butuh nyaman. Aku butuh diriku yang utuh.
Keluar dari EM&Societo, meskipun jujur aku gak rela. Tapi akan kucoba. Aku ingin berhenti dia mengikutiku. Dan aku ingin dia melanjutkan apa yang sudah aku tuai dalam dirinya apa yang sudah aku ajarkan padanya. Tapi aku ingin meninggalkannya.

Aku gak benci kamu, tapi aku gak mau aku deket kamu.

Komentar

  1. I know now . . . How you feel there.
    :)

    BalasHapus
  2. hahahhhh...how come you know it even you dont here???

    Just gimme time to change anymore...

    BalasHapus
  3. Haloooh . . .

    I feel it when I was a child, right?
    I have no friend and I felt that I was in the hell.

    BalasHapus
  4. hei you!!!

    actually i don't know what should i do!
    for the many times i don't know what suppose i do!
    i'm the second!!!! blah

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...