Mendengar
cerita kakakku, aku ngebayangin film sok action Indonesia yang suka main tawuran.
“Makanya
setelah itu A jadi galak kalau sama Vino, padahal sama Dhira, baik banget.”
Ckck,
saya masih keheranan mendengarnya. Setengah tak percaya, tapi kalau saksi mata
ibu-ibu tetangga gang Ulin, gak mungkin bohong berjamaahkan?
“Lah…kok
bisa sih anak kecil udah begitu-begituan?”
“Ah,
paling karena film,” kakak saya pergi sebentar ke dapur.
“Orang
tuanya juga salah, harusnya diawasi anaknya! Ibunya juga salah.”
Aaaa
kebanyak kata salah kakak ku ini. ˘_˘
“Soalnya ibuknya ini sering mukul si Vino
kalo dia nakal atau salah. Dari kecil aja udah diajari mukul ya jadinya begitu
anaknya. Salah orang tua kan! Jadi kasian anaknya kalo besar gak punya teman.”
Iya sih, memang salah orang tua ketika
anak bandel, nakal, dan tidak menurut. Karena anak akan bercermin dari apa yang
dilakukan orang tua padanya. Jelas sudah sekarang kenapa Vino nakalnya udah
seperti penjahat yang siap memangsa A.
Artinya, bukan Vino saja yang seharusnya
dimusuhi tetangga, tapi ibunyalah yang harus di peringatkan.
Menurut saya, orang tua adalah kunci
kehidupan anaknya untuk besok. Apa yang dimakan, yang dilihat, diajarkan,
adalah hal yang perlu di perhatikan orang tua. Jadi, orang tua ataupun kita
sebagai calon orang tua, paling tidak bisa mengambil pelajaran dari cerita
kakak saya itu. Jangan melakukan kekerasan pada anak kalau tak ingin anaknya
suka tawuran. Jangan suka berteriak pada anak karena itu juga gak bagus.
Sebaiknya ajarkan anak mengatakan hal-hal
buruk. Jangan menanyakan, “adik belom sholat kan?” tapi “adik sudah sholat
kan?”
Intinya memang pertanyaan yang sama, tapi
ketika saya praktekan ke adik saya sendiri, memang dia akan lebih menghargai
dan bernada positif. Ah susah menjelaskannya. Pokoknya, dalam komunikasi itu,
dua kalimat tersebut akan berefek beda pada kepribadian. (dalam kuliah
komunikasi smt kemarin itu, hehe).
Yah, begitulah. Meskipun saya masih
mahasiswa, tapi ada kalanya saya beropini dan menuliskan sesuatu yang sementara
ini saya anggap baik untuk pembaca.
Thanks guys, diterima dengan terbuka
komengnya. Siapa tahu bisa menjadi pelajaran buat yang lainnya. Suwun.
kebaikan insya Allah berbuah kebaikan,
BalasHapuscontoh positif kan menghasilkan hal yang bersifat positif, demikian juga sebaliknya :)
sangat setuju :)
kehidupan ibarat kita mengendari sebuah kendaraan menempuh satu perjalanan, dan jalanan hanya memiliki dua pilihan, belok kiri atau belok kanan, kemanapun arah kendaraan akan berbelok semua keputusan berada pada yang memegang kemudi
:) artikel yang sungguh menarik..terimakasih sudah berbagi...salam
iyya sama-sama...alhamdulillah berguna :)
BalasHapuspelajaran sebagai orang tua..
BalasHapusThanks sharingnya.. Dan kunjungan blognya..
Blognya aku follow ya.. Klo berkenan difollow balik..^^
ummi : iyya sama2 mbak... cuma sharing pengalaman sajaa...
BalasHapusokke, sya folbek :)