Sampai saat ini
saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya
adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya
tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban
melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan
pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice. Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah
penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa
dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang
melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik
yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman
yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu,
tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman.
Teman-teman yang saat ini mendukung saya. Mendukung saya sampai saat ini.
sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya
mereka masih menganggap saya. Saya sebagai teman mereka. Mereka yang baik
dengan saya dan bukan musuh saya. Saya yang hanya terpuruk dari tahun ketahun. Tahun
ketahun yang penuh ketakutan. Ketakutan kehilangan yang pernah saya dapat. Dapat
bukan berarti harus hilang. Hilang berarti saya harus mati. Harus mati saja.
Saja karena demi teman. Demi teman yang saya lakukan sampai saat ini. Sampai
saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa seharusnya bukan ini
yang terjadi pada saya.
Kalian tau? Kehilangan
seorang lelaki yang saya sukai selama 7 tahun saja saya tak menangis. Dia
menikah satu tahun dua bulan yang lalu. Dan pagi tadi saya menangisi diri saya
karena membela teman saya di kosannya saat kedua teman saya tidur. Saya menangis
dan benar-benar keluar air mata saya. Dan saya belum 3 tahun mengenal 2 teman
saya ini. Tapi saya sangat percaya kalau mereka tulus berteman dengan saya. Sepele
sebenarnya masalahnya. Sepele yang disepelekan oleh seseorang yang saya hormati.
Dan saya merasa bahwa dia menyampaikan persepsi buruknya tentang saya pada
teman saya. Parahnya lagi, perasaan saya ini ada buktinya dan teman saya
sendiri juga mengatakannya. Dia bilang kalau, “Sebenarnya aku awalnya nganggep
kalau yang jahat itu kamu, Nim.” Dan saya shock
berat karena teman saya hampir termakan. Seandainya, kami bertiga, saya dan
dua teman saya tidak terbiasa dengan keterbukaan dan saling cerita apa adanya. Jadilah
kami musuh selamanya. Karena saya benci politik dan saya gak mau punya teman
yang terlibat skandal politik, meskipun saya selalu terlibat u.u sebenarnya
saya tidak mengharapkan...aarrrggg gimana saya harus menceritakannya????
Saya gak mau
lagi terlibat makanya saya jauh-jauh dari teman-teman saya yang mau
memanfaatkan untuk kepentingannya sendiri. Tapi ternyata, salah satu teman
dekat saya ini yang justru terlibat. Dan dia memasukkan saya sebagai salah satu
daftar orang yang memberi pengaruh pada keputusannya. Karena dia tahu kalau
saya pasti menolak, hahahaha...tawaran jabatan se yuhuu apapun bagi saya hanya
sampah kalau mainnya di setir. I have my own way to influence people and to
change their spirit (Masyarakat FISIP).
Dan orang-orang
yang bergolongan sama ini menganggap bahwa sayalah penghalangnya daaan
menganggap saya benci polkam karena rekan kerja saya di pemilwa tahun lalu.
Yang jelas, memang teman saya yang terlibat skandal menjijikkan ini memang
sengaja dan secara gamblang mengatakan semua masalah ada di saya dan
orangtuanya yang pertama. Tapi semuanya terbalik ketika dia menemui saya di
kosan dan mengatakan bahwa dia butuh saya untuk support teman saya ini dari
belakang. Sudah jelas-jelas saya mendukung keputusan teman saya. Keputusan
teman saya menolak tawarannya, tapi teteeep aja kekeuh kalo saya yang susah dan
masalah. Sudah saya lakukan apa yang disuruhnya meskipun sebenarnya saya tau,
dia berusaha memanfaatkan saya untuk majunya teman saya ini, tapi bagaimanapun
juga saya punya akal yang masih sehat dan bisa jalan. Saya support teman saya
apapun keputusannya. Dan kalau dia udah bilang tidak, berarti saya
membentenginya untuk tidak menerima.
Intinya mah
tetap sama sampai saat ini, teman saya menolak, kami berdua mendukung, dan
hanya saya yang dibilang oleh orang-orang bergolongan kammi *eeh itu saya
masalahnya! Gimana gak pengen gantung diri coba T___T
Dari awal sudah
jelas, saya tidak mau terlibat karena tidak ingin kehilangan lebih banyak teman
dan mendapatkan banyak musuh. Tapi mereka mengibarkan bendera perang dengan
saya. Oke saya terima tantangannya. “Bunuh saja saya”
Maka satu
masalah selesai. Kalau saya memang masalah besar di sini.
Baiklah, saya
sudah cukup lega dan sedikit tenang setelah cerita banyak. Paling tidak, saya
bisa kalem sampai saya ketemu dengan oknum oknum pembuat masalah dengan saya. Maaf
saya memang dogmatis. Saya rasa ini kelebihan saya, selain suara sexy ini u.u
Terimakasih yang
sudah mau membaca sampai selesai, karena jujur, tak ada satupun yang bisa saya
percaya selain blog. Blog hanya diam, tapi efeknya luar biasa bagi saya. Mungkin
orang lain juga.
Regards,
ァニマ
=.= meraba-raba (-.-") tet tot
BalasHapusAnggap saja itu perumpamaan -,-"
HapusBahasanya kentel dalem penuh emosi nih kayaknya..
BalasHapusJust a life,, Hadapi dengan senyuman,, Nggak semua musuh ada di depan kita :)
Kayak susu aja"kentel"
Hapusoke...trimakasih...sangat membantu
Sedih emang rasanya kalo disepelekan dengan orang yang sebenernya pengin banget dia respek sama kita
BalasHapusTapi tenang aja, masih banyak teman yang mendukung kan?
Termasuk saya. tentunya :)
hahaha...iya untungnya masih banyak teman yang mendukung saya, terutama teman-teman blogger seperti kamu :D
Hapuskesal banget punya temanan gitu kan
BalasHapusiyee u.u
HapusKEEP SMILE YA.....
BalasHapusdan silahkan meraba-raba...
hadapi hidup lengkap dengan musuh2nya,hadapi dengan senyuman,
oyi, kak....
Hapusitukan tulisan di header saya -___-"
saya bisa dipercaya laa... :) :D
BalasHapuseee namane politik, ora ono konco ora ono musuh, alias abu2
nah, kan...saya agak gak yakin ini sama mas nyaaa :D
Hapusiya ya...kayaknya emang saya harus bikin parpol warna abu-abu yaa hahaha
saya bisa membuatmu, percaya kepadaku meski kau tak percaya hhahaha :P
Hapusbah, gombalnya maaas...
Hapustinggal dipoles sana sini, jadi bagus neh tulisannya
BalasHapus