Fajar
Ruang tengah sudah ramai,
terbentuk lingkaran kecil ketika saya beranjak dari tempat tidur bergegas
mandi. Saya pikir mereka disukusi tentang profesi, ternyata bukan. Mereka
melanjutkan obrolan perkenalan selama perjalanan menuju Kota Tua yang terhenti
karena terbatasnya waktu. Belum sempat saya bersiap mandi, lingkaran yang
semula kecil melebar hingga memenuhi ruang tengah. Pagi itu, saya menunda
mandi, untuk mendengarkan kisah hidup keluarga baru saya. Keluarga
kunang-kunang. Mau mendengarkan, berarti harus mau bercerita. Secuil kisah yang
saya bagikan tak sehebat kisah saudara-saudara saya. Maka pagi itu, saya
mendengar kisah inspiratif dari orang-orang inspiratif disekitar saya. Menunda
mandi, menunda bertemu dengan sahabat saya rasa sepadan dengan mendengarkan kisah
saudara saya.
Saya yakin, kisah-kisah seperti
ini tidak akan saya dapatkan kalau saya bukan bagian dari keluarga
kunang-kunang. Forum Indonesia Muda lah yang mengantar saya bertemu dengan
keluarga ini.
Senja
Sang senja mengantarkan saya ke
Depok dan UI, mempertemukan saya dengan sahabat. Mengabarkan kebahagiaan
sekaligus kesedihan. Kami kehabisan waktu, bagi saya duajam bersamanya takkan
cukup menggantikan kerinduan, bahkan, cerita kami belum dimulai saat kami harus
berpisah. Pertemuan kali ini butuh pengorbanan, dia sakit dan hilangnya jaket. Tuhan
maha adil, Dia memberi dua cobaan agar kami mengingat pertemuan itu. Di senja
yang sama, saya menorehkan kenangan baru disana.
Senja, bukankah seharusnya
menjadi satu momen kebahagiaan? Beberapa kali senja selama ini, ia dua kali mengacungkan
belati. Lantas, tak ada balasan yang saya berikan karena saya masih menyukai
senja apapun kondisinya. Apalagi ketika matahari tenggelam di ufuk.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar disini :)