Sebelumnya, pembahasan ini akan cukup panjang. Kalau ga sempet baca, boleh baca konklusinya saja X.X Saya cukup paham, bahwa tak sedikit mahasiswa yang tidak begitu menyukai mahasiswa yang menerima beasiswa apalagi beasiswa dari pemerintah sejenis bidik misi (beasiswa pendidikan miskin dan prestasi). Banyak alasannya, salah satunya yang barusan saya baca adalah karena banyak anak bidikmisi yang lompat strata. Yang seharusnya statusnya “miskin” tetapi menjadi kelas “menengah” (tentusaja kelas menengahnya kampus di fakultas penulis artikel tersebut) karena menggunakan uang negara sebesar Rp 600.000 (biaya hidup mahasiswa bidikmisi) dengan membelanjakannya sehingga dia menyebut mahasiswa yang demikian sebagai koruptor. Belanja yang dimaksud adalah membeli baju, tas, sepatu dan lain sebagainya. Bahkan menggunakannya untuk beli android, bb, tablet, dan lain sebagainya. Sayang, laptop belum disebutkan (menurut saya laptop lebih mahal drpada android, bb, tablet, dkk dan hampir semua pen...