Langsung ke konten utama

1st March : Set Your Goal


Tuhan menciptakan makhluk hidup bukan tanpa tujuan. Jangankan Tuhan sang Maha Pencipta, saya yakin, kita sebagai makhluk yang diciptakan juga memiliki tujuan. Seringkali ketika menanyakan setelah lulus kuliah mau kemana dan mau ngapain? Jawaban yang saya terima berbeda-beda seperti, menikah *skip *skip *skip, wirausaha, kerja di Pertamina, melanjutkan usaha Ayah, dan lain sebagainya. Dari semua itu tetapi inti yang saya dapatkan satu, BEKERJA! Untuk apa kerja? Tentusaja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk apa kebutuhan hidup dipenuhi?

Untuk beribadah. “Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk menyembahku.”
Ketika dihadapkan pada HRD sebuah korporasi, pertanyaan itu menjadi sebuah pertanyaan yang membangunkan saya.

Anggaplah itu tadi sebagai sebuah pengantar. Ketika kita sudah membuat “goal” dalam hidup, maka tugas kita adalah membuat path menuju goal tersebut. Dalam sebuah bisnis, untuk melangkah kedepan, baik lewat jalur utara maupun jalur selatan pasti melihat goal nya agar tak salah melangkah.

Inilah yang saya sebut dengan membuat path. Saya sudah melangkah, agar tak salah langkah sampai jauh, maka saya tentukan goal nya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...