Langsung ke konten utama

Moral Pengemis tak Hina!

Sudah lama sekali saya bahasan tentang pengemis tak lagi. Dulu, bahasan pengemis adalah antara memberi pengemis atau tak memberi pengemis recehan seribu atau limaratus. Mengapa harus dibahas, karena dengan memberi pengemis, maka moral meminta akan terbentuk di masyarakat. ini kaitannya dengan moral, kedua, munculnya isu dari Bandung yang mengungkapkan bahwa pengemis jalanan dikota tersebut memiliki penghasilan lebih dari 9 juta perbulan hanya melalui mengemis di rambu lalu lintas. Isu ini muncul ketika Ridwan Kamil walikota Bandung menawarkan pekerjaan kepada pengemis di kota Bandung untuk menjadi petugas kebersihan (kalau saya tidak salah karena lupa). Tetapi apa jawaban dari para pengemis ini? justru mereka menantang Ridwan Kamil bila walikota Bandung ini mau memberikan gaji lebih dari 9 juta, sesuai asumsi perolehan hasil mengemis.

Munculnya dua isu ini akhirnya mengundang perdebatan, apakah dengan asumsi uang hasil mengemis yang melebihi gaji guru PNS ini masih harus dibelas kasihi dan berhak menerima gopek atau seceng dari kantung kita?

Barusan, pas adzan magrib tadi kebetulan saya sedang jalan di daerah Pasar Besar. Sepanjang trotoar depan ruko besar ini banyak pedagang kaki lima. Meskipun minus, mata saya sangat sensitif bila ada kucing karena saya sangat senang melihat kucing. Di trotoar, saya menemukan kucing sedang makan  nasi bungkus dibawah pohon. Disampingnya, saya melihat seorang wanita berbaju putih polos dengan hijab gelap memberikan nasi bungkus itu. Wanita itu adalah seorang pengemis pasar besar.

Saya mengelus dada, selama ini, kalau melihat kucing dipinggirjalan meskipun tahu kalau kucing itu kelaparan, hanya saya lihat. Coba lihat, ini seorang pengemis yang mungkin tak bisa menikmati hidupnya seperti saya menikmati hidup. Mungkin uang dan rejekinya tak selancar saya menerima rejeki melalui beasiswa dan teman-teman baik. Dengan keterbatasan yang saya lihat pada seorang pengemis, ternyata justru ia bisa berbuat hal-hal yang sangat mulia dibandingkan saya yang dipandang orang mungkin lebih intelegen dengan status mahasiswanya.

Ada sebuah kisah dimana ada seorang pelacur yang hanya dengan memberi minum seekor anjing justru masuk surga, siapa sangka?
Dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)

Menurut saya, moral para pengemis dengan meminta ini, diluar pengetahuan berapapun hasilnya perbulan (dalam opini saya, tak mungkin asumsi seperti itu bisa digeneralisasikan pada semua pengemis di Kota bandung maupun kota lain) mereka lebih baik dengan jujur meminta uang orang didepan umum (terbuka) daripada mental koruptor. Apalagi, dua karakter ini sangat mainstream, korupsi identik dengan intelek sedang meminta-minta identik dengan pengemis.

maka, saya rasa, bukan masalah seberapa tinggi seseorang berpendidikan menentukan masuk surga. Tujuan utama kita, tentusaja Surga, iyakan?

lagi lagi opini saya, jujur, lebih memilih memberi uang 500 atau 1000 rupiah untuk mereka, yah seberharganya uang 1000 buat anak kosan, mungkin ini bisa lebih berarti buat mereka. lagipula, bulan depan saya insyaAllah dapat lagi (ini upaya positif thinking). Barangkali, masih banyak pengemis yang punya sedikit uang tetapi mau berbagi dengan kucing jalanan.

Satulagi yang menjadi inspirasi saya sore ini, asumsi saya penghasilan pengemis lebih sedikit dari beasiswa bulanan saya, dia bisa berbuat mulia, jujur sejujur jujurnya, saya gengsi, sayairi, dan saya sakit hati, dan marah pada diri saya sendiri kenapa saya belum melakukan hal-hal mulia seperti itu.

Semoga, tulisan ini bisa mengingatkan saya dan kalian saat saya tua nanti agar selalu berbuat baik.

Komentar

  1. kalau bisa ya jangan jadi pengemis ya mbak. soalnya kan malu kalau dilihat tetangga ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

6 Pertanyaan Muhasabah Imam Ghazali

Pertanyaan ini disampaikan oleh Imam Ghazali kepada siswa-siswanya dan semua jawaban siswanya benar tetapi kurang tepat bagi Imam Ghazali, pertanyaan tersebut adalah: 1. Apa yang paling dekat dengan kita di dunia ini? Kematian dalam Q.S Ali Imran: 185 "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. kehidupan di dunia hayalah kesenangan yang memperdaya." Kenapa kematian? karena kita tak ada yang tahu, kapan kita mati. Entah  5 menit lagi, 10 menit lagi..kapanpun itu. 2. Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini? Masa Lalu karena kembali ke masa lalu adalah sesuatu yang tidak mungkin kecuali dengan laci nobita dan mesin waktu Doraemon. 3. Apa yang paling besar di dunia ini? Hawa Nafsu Sama halnya dengan teori permintaan dan penawaran. demand akan selalu naik karena kebutuhan manusia ...