Langsung ke konten utama

Mengalah

Di kampus, kamu bisa memilih teman sesuka hati dan memperlakukan mereka bagaimanapun kamu mau. Tapi di tempat kerja, kamu tak punya pilihan dan gak bisa memilih berteman dengan siapa selain karyawan sekantor.
Dulu, jaman mahasiswa aku yakin banyak antifans (kayak punya fans aja sih mbak u.u) yang kesel dan benci denganku. Aku bisa ngomel dan marah sesukaku kalau mereka melakukan sesuatu yang gak sesuai keinginanku. Bisa saja aku gak temenan lagi pasca event karena pernah berantem, meskipun ilang satu temen, tapi masih banyak mahasiswa lain yang bisa aku ajak temanan dan event bareng. Aku bisa memilih team sesuka hatiku, sesuai keinginanku dan berapapun jumlahnya.
Sekarang, aku gak punya semua kesempatan itu.
Kesempatan memilih tim dan memilih teman lagi bisa saya dapatkan di kantor. Penentu karyawan, rekan kerja, siapa yang akan bekerja, dan tim adalah kekuasaan HR. Semuanya "udah dari sononya". Bahkan saat aku masuk, semua orang sudah ada disini sesuai fungsi masing-masing dan akan bekerja dengan tim mayoritas lelaki yang jauh senior. Aku? Anak baru lulus kemarin dengan IP pas pasan, kecil kayak upil diantara beruang (ciyus).

---

bersambung besok ya wkwk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

6 Pertanyaan Muhasabah Imam Ghazali

Pertanyaan ini disampaikan oleh Imam Ghazali kepada siswa-siswanya dan semua jawaban siswanya benar tetapi kurang tepat bagi Imam Ghazali, pertanyaan tersebut adalah: 1. Apa yang paling dekat dengan kita di dunia ini? Kematian dalam Q.S Ali Imran: 185 "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. kehidupan di dunia hayalah kesenangan yang memperdaya." Kenapa kematian? karena kita tak ada yang tahu, kapan kita mati. Entah  5 menit lagi, 10 menit lagi..kapanpun itu. 2. Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini? Masa Lalu karena kembali ke masa lalu adalah sesuatu yang tidak mungkin kecuali dengan laci nobita dan mesin waktu Doraemon. 3. Apa yang paling besar di dunia ini? Hawa Nafsu Sama halnya dengan teori permintaan dan penawaran. demand akan selalu naik karena kebutuhan manusia ...