Dua hari yang lalu dia duduk disampingku. Menatap ujung langit di bukit Tebu. Ia bentangkan tangannya, lalu menarik nafas. Aku menatapnya lalu bertanya, “Cinta seperti apa yang kau inginkan dimasa depan?” Ia diam saja, kurasa dia sedang memikirkan jawabannya. Lalu ia menempelkan tangannya ke telapak tanganku. Matahari hampir tenggelam, ia tak berbicara sedikitpun. Aku suka caranya menjawab pertanyaanku. Tanpa bicara, diam, tapi ia menjawabnya dengan begitu anggun melalui nonverbal. Tatapannya teduh, meneduhkan aku dan hatiku. Diamnya membuatku semakin tergila-gila.