Ada satu hal yang membuat saya kepikiran beberapa hari
belakangan. Permasalahannya adalah, ini Cuma satu hal, tapi bisa membuat saya
kepikiran beberapa hari. Sudah saya lupakan, tapi tetap gak lama kemudian
keingat lagi.
Biar saya gak dihantui selama berhari-hari dan hari-hari
kedepan, ada baiknya membahasnya di sini. Kali aja bisa ilang.
Beberapa hari yang lalu ada mention dari teman dekat saya di
Malang, inilah ujung dari semua “kepikiran” saya,
(@hyandsomeanima)
Intinya adalah, saya ingin
membuat sebuah pengakuan pada teman saya ini tentang beberapa hal yang terjadi
di belakangan ini. Kenapa saya gak langsung ngomong tapi malah nulis disini? Harapannya,
kalau saya nulis di blog, pertama, saya bisa mikir dulu menjelaskan apa
yang mau di omongkan *hobi lupa sih*. kedua, biar gak ada salah paham, kalo
ngomong langsung, dia persepsinya apa dan aku niatnya ngomong apa, udah sering
terjadi sih, tapi ya itu, ini sebagai langkah antisipasi aja. Soalnya, dia
lemot dan aku juga lelet urusan nyamain persepsi. Ketiga, Ngisi postingan di
blog biar banyaak hahahaha *plaak. Intinya, biar jelas las pengakuan saya ini.
Beberapa hari yang lalu juga, ada
seorang presiden yang mendatangi saya dan teman saya ini. dia meminta salah
satu diantara kami untuk menjadi dirjen Lingkungan Hidup nya. Daan, harus
melewati segala macam tes. Kenapa kami yang diminta, karena kami berdua aktif
di komunitas lingkungan hidup Malang Youth Greeneration (MyG).
Saat itu, saya gak mau daftar. Kenapa?
Pertama, saya tau kalau saya hanyalah option, rasionalisasinya, ya, saya kan baru saja
diangkat jadi ketum MyG, mana mungkin saya punya dua posisi yang sama-sama
penting? Saya sendiri gak yakin kalau saya bisa meluangkan waktu buat ngeblog
kalo ada disana T_T sedih banget pokonya kalo gak ngurus blog. Kedua, gak ada
passion blas buat ikut organisasi kampus lagi. Pengen fokus di lingkungan aja. Titik
tanpa koma. Semua tawaran juga saya tolak kok, jadi wajarkan kalo yang ini saya
juga ga punya niat? Sama ketika ditawari untuk jadi kodiv di himpunan dan dia
menolak karena ga ada passion, saya juga gak maksa dan nanyain mulu, ya seperti
itu, saya ga ada passion. Ketiga, dengan berhentinya saya di semua organisasi
kampus, ada sebuah resolusi saya di tahun 2012 yg belum terealisasikan, “PRODUKTIF”
saya ingin kembali menjadi nima sang penulis. Storyline numpuk di rak, tapi tak
terjamah, sedih gak sih? Itupun, akhir semester biasanya masuk kardus dan setahun
kemudian berujung di loakan kertas. Hilang sudahlah ide ide saya huaaa.
Keempat, Masih ada niat saya untuk keliling Indonesia dan Asia Tenggara
meskipun teman saya ini nanya waktu saya bilang “Karimunjawa sudah menanti,”
begini pertanyaannya, “Emang punya uang?” Mak jleeeb jleeeb banget gak sih T_T
tapi saya tau, uang bukanlah segalanya untuk menuju kesana. Masak Mahasiswa
komunikasi gak bisa keliling Indonesia tanpa uang? *toss* Kelima, saya teringat
kata kakak angkatan saya yang sangat saya hargai sampai saat ini, “Kalian ga
bakalan selamanya berdua juga kan?” (emang kita lesbian apaa -____-, yaah,
meskipun udah banyak yg curiga #eeh) Iya, sudah semester 6 dan satu tahun lagi
saya berencana untuk lulus dari fisip dan belajar bahasa inggris untuk ngejar
beasiswa sutradara yang sudah menunggu saya. Sudah saatnya untuk belajar
kemana-mana sendiri, saya punya jalan sendiri, dan saya tau dia juga punya
jalan sendiri. Buat apa berdua kalau saya sendiri malah mengalami kemunduran.
Dan terakhir, Saya ingin menata ulang hidup saya. Mengembalikan kehidupan lama
saya yang sangat menyenangkan dan tidak monoton. Karena tak akan ada cerita dibalik
layar kaca, tapi selalu ada cerita di jalan yang sama. de javu, memoar,
sahabat, semua ada di waktu SMA (pengen tau bedanya? tunggu postingan
selanjutnya deh).
Lantas? saya daftar juga
ujung-ujungnya. Setelah saya meyakinkannya saya males ternyata gagal dan dia
malah bilang seolah-olah saya dan kak Tasyah tidak memberinya pilihan untuk
menolak, selain itu dia tak punya teman disana. Dan gara-gara dia ngomong
seperti itu, saya merasa berdosa. Itulah kenapa saya daftar.
Setelah melewati segala macam proses
yang mengharuskan saya mengorbankan waktu konsultasi dengan dosen sibuk yang
akhirnya seninnya berangkat ke Luar Negeri dan saya gak jadi konsultasi selama
sebulan terakhir T_T. Demi “menemaninya daftar”.
Jelas kan siapa yang bakalan jadi
dirjen? Dia. Iya, dia yang jadi dirjen. Belakangan saya bersyukur luar biasa
karena saya gak diberi tanggung jawab lain. Tapi, entah bagaimana caranya, saya
selalu tidak keberatan menemaninya kemana-mana. Dan saya ingin berusaha
mengerti kalau gak ada teman yang dikenal itu memang gak enak.
Setelah jadi dirjen, lagi-lagi
dia bilang ingin saya ada di organisasi itu, ya jelas tak tolak. Alasannya Cuma
satu, dia gak punya teman disana. Dan malamnya, muncullah mention (gambar di
atas) itu di twitter saya. Apapun itu, saya membaca dan merasa saya lah yang
salah karena tak mau menemaninya dan dia gak bisa sendirian.
Sedikit marah malam itu,
alasannya, pertama, apakah saya yang harus selalu mengerti? Bahwa dia gak punya
teman disini atau disana, padahal kita semua tahu dia sangat gampang mengenal
dan dikenal orang lain. Bahasa inggrisnya “easy going”. Susah juga ngejelasin
pake bahasa asli =.=”. saya hanya ingin tahu apakah dia inget atau tidak ketika
dia ngajak saya untuk kampanye EH di suhat dengan alasan yang sama. Herannya,
dia ini anak EH, mana mungkin ga ada teman disana? Saya hanya diam saja dan
menemani dia kampanye. Saya pengen tahu, dia mikir atau enggak saya punya
kenalan atau gak disana, punya teman atau enggak? Dan haaah, dengan menyesal saya katakan saya harus
diam berdiri diantara anak anak EH Malang yang barusaja semalam saya kenal
salah satu diantaranya, satu orang tok. Sisanya belom. Pas kampanye, ya saya Cuma
diem karena teman saya ini juga ikut kampanye yang posnya berbeda dengan saya. Jadi,
berakhirlah saya dengan anak-anak EH yang baru saja kenalan, positifnya: Tambah
temen. Ada beberapa anak yang saya kenal seperti Bagas dan Dini, tapi ya mereka
sibuk dengan tugasnya masing, masing. Intinya, siapa disana yang gak punya
teman? Saya sodara-sodara. SAYA! Tapi ini gak masalah buat saya. Saya berusaha
untuk tak lagi menjadi kakak terjahat dan ingin berbuat baik meskipun saya
dimata orang sangat jahat. Biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu asal tuhan
menjaga selalu.
Alasan kedua, hari jumat, dimana
saya harusnya bisa konsultasi judul laporan PKN saya kedosen pembimbing hilang
sudah karena harus ikut interview untuk menemaninya. Baiklah, masih ada senin. Luar
biasanya, Senin saya ke ruang beliau, ternyata beliaunya sudah di Cina sampai
dua minggu kedepannya. *Gantung diri*. Dan saya benar-benar pengen nangis
dengan keadaan seperti itu. Deadline sudah didepan mata, tapi judul saja belom
bisa dikonsultasikan. Padahal saya sudah nulis sampai bab 4. Kurang gila apa
coba?
Dan setelah itu, saya masih
dipersalahkan karena tidak mau menemaninya menjadi stafnya. Bukan, bukannya
saya menolak menjadi seorang staf, tapi ada anak lain yang bisa diajari dan
posisi staf sangat bagus untuk belajar. Selain itu, saya sudah pengen
benar-benar berhenti. Logika saya, kalau saya jadi staffnya, berarti kapanpun
dia ke sekret, saya pun akan sering mengikutinya sebagai “teman”nya. Bukan itu
masalahnya, saya gak punya niat untuk kesana, itu masalahnya. Semangat hidup saja
saya gak punya, apalagi semangat organisasi? Begitulah mikirnya saya. Sempit sih,
tapi saya punya mimpi yang ingin saya kejar. Ini niat saya, wallahi, insyaAllah
ini tercapai.
Apakah terlalu muluk-muluk
keinginan saya ini? saya Cuma pengen untuk kali ini yang bagian ini saja
dimengertinya. Yang lainnya saya gak peduli, kenapa? Mau saya jadi korban pun,
asalkan untuk teman, saya gak akan protes. Karena saya ingat, teman-teman saya
di SMA tidak memberikan pilihan, mereka semua baik dengan saya. Dan inilah,
saya juga ingin baik dengan siapapun teman saya. (yaah, meskipun kadang malah
salah sih). Tapi saya bingung, bagaimana saya harus menjelaskannya lagi agar
kali ini saya dimengerti bahwa saya benar-benar tak tertarik dengan organisasi.
Saya tertarik dengan mimpi. Hanya dan Hanya itu saja.
Mau dia membuat perjanjian kalau
bukan saya yang terpilih saya harus ikut forum, saya gak masalah. Meskipun saya
tahu, saat ini sedang kanker (red:kantong kering) Cuma untuk biaya forum, gak
masalah, kalau dia ingin saya matipun saya gak masalah (ini urusannya Allah
soale, mau saya terima atau enggak kan yang di atas yang berkuasa ehehe). Kalau
itu membuatnya puas dengan membuat saya melakukan apa yang diinginkannya
asalkan tak membuang waktu “penting” saya untuk fokus pada kegiatan luar
kampus, saya terima dengan tangan terbuka. Intinya, Cuma satu yang saya
inginkan, jangan paksa saya untuk gabung dan membuat saya merasa bersalah
karena saya punya jalan sendiri dengan menolak “menemaninya” padahal bukan
salahku.
Saya tau, orang lain mesti
mikirnya, bisa kok organisasi dan ngejar mimpi bareng. Iya, dulu saya bisa
menulis dan organisasi bareng. Ada yang lebih besar dari itu, dan waktu saya
untuk menggali ide dan berkumpul dengan penulis itulah yang tidak pernah saya
dapatkan saat ini, hingga saya vakum selama 2 tahun. Karena dibalik kehidupan
saya dengan teman-teman saya ini, saya punya teman-teman lain yang harus saya
jumpai. Saya tidak ingin selamanya bersama mereka dan tiba-tiba selesai kuliah
selesai pula waktu saya dengan mereka. sudah saatnya mengimplementasikan “manajemen
prioritas”.
Dan terakhir saya tekankan,
inilah jalan yang ingin saya tempuh, kalau tidak bisa dimengerti, mohon
dihargai, itu sudah lebih dari cukup. Untuk selanjutnya, saya akan berusaha
menjadi teman yang lebih baik lagi.
Tulisan ini, saya buat untuk teman saya. Setelah saya posting, dia akan langsung saya mention, agar semuanya jelas. Tidak ada salah sangka seperti biasanya. Satulagi, kalau mau protes atau komentar atau klarifikasi maupun konfirmasi dan lain sebagainya, langsung saja ngomong ke saya. Jangan ngomong atau protes ke orang lain apalagi cerita duluan ke papi atau mommy. Sudah tau kalau aku selalu jujur dan frontal kalau punya masalah, jangan buat masalah dengan cerita ke orang lain dan jangan sampai orang lain punya masalah denganku. Langsung ngomong ke aku kalau ada tanggapan.
Namanya teman, FOLLOW UP AND
FOLLOW THROUGH.
Terimakasih sudah berkenan
membaca cerita singkat dan postingan panjang ini.
ァニマ
mba nim aku udah follow, aku menjadi keluargamu yang ke 128 lhooo , follow back ya
BalasHapusOh ya?
HapusUdah aku follow juga kook \(>o<)/
Tengkiu
lumanyan panjang sob ceritanya.. tapi seru saya baca cerita hidup sobat ini.. hehehehe
BalasHapusya yang sabar saja. selalu berpikir positif. maka sobat akan dapet sesuatu yang positif. terima dengan lapang dada. semua ada hikmahnya sob.. ok.!!
Iya makasih udah mo baca ;)
Hapusmemang lebih baik saling terbuka aja mbak, selagi masih berkesempatan saling sapa :)
BalasHapusnah, habis baca tweet-nya disneywords itu. makjleb banget mbak rasanya. soal sahabat saya sudah mendahului saya menemui-Nya...
Iya mbak...saya lebih suka ngomong langsung kalo sama temen yg Ini
Hapusinnalillahi....
Jadi ngerasa bersyukur bgt mbak sahabat aku msh bisa nemenin aku smp skrg T.T
Beasiswa sutradara? mau jadi sutradara yak? kalo ada projek buat film ajak2 yak.. :D
BalasHapusSemoga temennya baca dengan khusuk postingan ini ya.. :)
Feby: haha iya...niatnya pengen jadi sutradara :D
BalasHapussip siip...
iya, dia baca kok :)
Persahabatan memang tak ternilai harganya. Ketika senang, sedih, galau, dan lain sebagainya sahabat yang selalu ada bersama kita.
BalasHapusNice share kawan :)