Langsung ke konten utama

Wengi Ingkang Suwe




Rikalaning wengi, anggenipun abdi nuntun ngilmu nindak aken perintahing Gusti “tholabul ilmi”. Niatipun naming kagem ngibadah dumugi Gusti Ilahi. Mbok menawi sampun maksimal dening sinau, tetep Gusti Allah sing paring.





Abdi niku namung manungsa ingkang mboten saget ngganti dalanipun Gusti. Donga, panjalukan dugi nangis neg Gusti Allah sampun maringi dalan, abdi saget punapa.
Ibarate nangis tumpah ruah, gelo sak gelo-gelone, perintahing Gusti namung siji, “SYUKUR”. Kedah pripun malih neg mboten syukur? Sak mboten ikhlase, kawajibane manungsa namung bersyukur. Anggenipun mboten ikhlas, tutur lan tumindak mboten pareng nglunjak.
“Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah” D’masive



Komentar

  1. pun kula ngertos e potongan lagu de masiv mawong

    BalasHapus
  2. Saya ngak ngerti bahasa jawa mb
    artikan dunk huhuhu :D

    BalasHapus
  3. Haha, susah ya emang bahasa jawa itu :3

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Itu isinya rahasia rau. Makanya aku tulis pake bahasa jawa berantakan +.+

      Hapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini :)

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

Catatan Melahirkan

  Anindita Nadine Hafa. Dihadapkan pada situasi harus memilih melahirkan dengan metode SC atau induksi karena berat badan bayi di USG 3,2 di minggu 39. Prediksi di minggu 40 adalah 3,5. Sungguh besar untuk anak pertama. Sedangkan aku ingin melahirkan dengan normal. Selama ini berusaha agar bisa melahirkan dengan normal karena khawatir tidak bisa menjaga anak dengan kondisi pasca SC, mengingat aku harus merawat anak sendiri tanpa bantuan orang tua maupun baby sitter (belum punya). Namun, sejak masuk usia kandungan 9 bulan gak bisa jalan karena kaki kiri sakit. Tidak bisa jalan selama satu bulan, untung diijinkan WFH. Karena ada kondisi tersebut, kakak-kakak ipar merekomendasikan SC. Selama beberapa hari kepikiran, hari Senin berencana induksi jika tidak terjadi kontraksi. Sabtu malam, sembari nunggu Bayu pulang praktek di rumah mama mertua, kakak ipar merekomendasikan SC Eracs ala artis yg katanya painless dan cepat pulih. Sampai kakak ipar cek ke dokter di RS Siloam apakah bisa pro...