Ternyata, hadits
itu benar benar terjadi pada saya. Bukan karma.
“JANGAN MEMBENCI
SESUATU BERLEBIHAN, BOLEH JADI ITULAH YANG AKAN DICINTAI. And vice versa.”
Dan saya
mengalaminya sendiri.
Dulu, waktu
pertama kali kenal dengan dia anggaplah namanya Doni (karena saya gak punya
teman nama itu). Pertama kali saya kenal dan melihatnya, melihat dari
penampilannya dia seperi angkatan tua makanya saya memanggilnya mas. Dan ternyata
dia seangkatan dengan saya. Entah kenapa dari awal melihatnya saya sudah tidak
suka dengannya. Mungkin gayanya yang sok tua dan memberikan pengarahan
pengarahan, atau karena sumpah ngeselin banget wajahnya. Saya kurang tau,
bahkan saya engggan mengenalnya.
Benar benar saya
kurang beruntung. Seharusnya saya gak bertemu dengannya karena bukan satu
jurusan jadi mustahil ketemu, tapi ternyata Allah berkata lain. Kami bertemu di
salah satu agenda di Fakultas. Dan you know, saya sangat kaget ketika tau,
dialah yang akan jadi rekan kerja saya. Singkat cerita, banyak anak anak yang
bilang kalau dia suka sama saya, yah bukannya geer atau kepedean, tapi karena
emang sayanya yang ganteng sih..haha... *plaaakk*
Tapi apapun
tingkah nya pada saya, saya tetep gak suka sama dia. Pertama karena saya tau
dia punya cewek, dan dia gak mau ngakui kalo cewek itu adalah pacarnya. Kedua dia
padahal sudah masang fotonya di dompetnya. Ketiga saya gak suka kelakuannya.
Jujur, kerja dia
bagus. Tapi 2 hari sebelum hari H, yang artinya lusa agenda itu bakalan selesai,
saya menyadari. Bener bener, hari itu saya menyadari kalau saya suka sama dia. Dia
emang pinter dan cekatan. Tapi tetap saja saya gak suka. Terlalu banyak wanita
yang dia permainkan. Pokoknya dia itu dari kerjanya bagus. Tapi...tapinya saya
ceritakan ntaran aja. Tapi, sekalipun saya suka dengannya, tak ada yang tau
kalau saya menyukainya. Dalam hati saya tetep aja ada yang membuat saya enggan
mengakuinya. Saya keukeuh kalo saya gak suka sama kelakuannya yang senonoh. Saya
gak suka dia.
Hari sabtu minggu
kemarin, (21 April) terjawab sudah pertanyaan saya selama ini. Kenapa saya gak
suka dengan dia. Bener dia pinter, kerjanya bagus, dan saya takut kerja sama
dia karena dia terlalu cepat berpikirnya sedangkan saya masih loading. Bayangkan
saja kalo saya sama dia. Yak apa bentuknya.
Terjawab pertanyaan
saya kenapa saya benci dengan dia, lelaki itu...
Sebenarnya sangat
terlihat sikap aslinya kalau saya mau sedikit kritis padanya sejak awal
bertemu. Dia adalah tipe orang yang gila jabatan dan ambisius.
Masalahnya adalah,
saya bukan penggemar jabatan, apalagi bermain licik dan memanfaatkan orang
orang untuk dapat posisi. Main politik dibalik politik kampus. Sumpah saya
benci mereka dan dia. Teman saya, menceritakan segala rupa bagaimana dia
melakukan trik dan salah satunya mau memanfaatkan saya untuk dapat jabatan. SETAANNN!!!
Beruntunglah, Allah selalu menyelamatkan saya dari dia. Jadi karena ini lah
saya selalu menolak permintaannya. Pliss saya bukan orang yang gila jabatan. Kalaupun
saya menginginkan jabatan, saya gak akan meminta. Tapi saya akan berusaha terlihat
pantas mendapatkannya. Masalahnya selama saya menjabat, belum ada 1 jabatanpun
yang saya minta. Saya teringat dengan sahabat saya Rachma, dia bilang “Janganlah
kamu meminta jabatan,” katanya, “Allah tidak akan menyukai itu,”
Lebih baik saya
menjadi penulis. Toh kalaupun saya tidak ada agenda di kampus saya bisa
menyibukkan diri dikamar seperti biasa. Online =,=”
Paling tidak, saya
gak sepicik DIA saat memanfaatkan keadaan orang.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar disini :)