Langsung ke konten utama

IP

Beberapa hari yang lalu keluarlah IP pertama saya. Saya yakin nilai saya akan baik-baik saja, karena memang tak merasa bad feeling. Meskipun nilai saya memang didominasi oleh huruf B di sana sini, namun saya yakin mampu bersaing dengan teman-teman saya karena tak ada huruf C apalagi D di daftar nilai saya. Alhamdulillah memang.

Bahkan teman-teman saya ada yang kebingungan untuk mengurus SP (Semester Pendek- kuliah tambahan untuk perbaikan nilai), sedangkan saya, duduk diam dan tenang saja. Ternyata oh ternyata, mereka yang mengambil SP, bisa mendapatkan nilai A.

Jadi, justru mengalahkan rekan-rekan yang tidak bisa SP karena nilai sudah baik (B).
Lantas, keluarlah nilai pengantar sosiologi yang mengahairi kekhawatiran. IP pertama saya keluar dan hasilnya sedikit mengagumkan memang. Saya yang tidak memiliki target sama sekali selama kuliah dan mendapatkan IP 3,41.

Awalnya saya bilang WOW, tapi kemudian ketika mendengar dan melihat teman-teman saya satu kelas menyebutkan angka-angka yang koma belakangnya lebih tinggi dari pada IP saya, saya langsung tertunduk. Bagaimana tidak, ternyata nilai yang cukup saya syukuri itu termasuk rata-rata bawah – setahu Tapi saya, masih jauh dari kata itu.

Bagaikan petir yang menyambar saya setelah sholat. Alangkah kagetnya, ternyata teman-teman kontrakan saya juga memiliki IP cumlaud yang menggiurkan. Subhanallah, bagaimana saya tidak iri mengetahui keadaan demikian.
Tekad akan menjadi tekad, usaha akan didampingi do’a. Saya berjanji dan berusaha untuk mndaptkan nilai lebih baik dari pada semester ini. Mau bagaimana lagi, saya memang harus punya target, saya memang harus memiliki nilai yang signifikan untuk semester ini. Karena

Allah telah memmberi saya kesempatan, kesempatan yang sangat jarang bisa didapatkan orang-orang seprti saya. Beasiswa. Dialah yang menghidupi saya selama ini.

Sebagai rasa syukur, memang sudah sewajarnya jika nantinya IP saya lrbih baik dari sekarang.

Do’a
Usaha
Istiqomah
Tawakal

Akan selalu saya ingat kata-kata capitalis tersebut. Karena saya pernah merasakan kesuksesan dari perwujudan kata-kata tersebut. Alangkah adilnya dunia ini. Do’akan saya agar saya mampu meraih mimpi-mimpi saya karena do’a dari rekan-rekanlah yang akan memudahkan jalan hidup saya. Memang IP bukanlah jalan meraih mimpi, tapi memiliki IP tinggi adalah impian saya. Mohon doanya. GOD BLESS US. Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Keluar Itu Sederhana

Ketika kemarin dan beberapa hari lalu saya terbelit masalah gak penting dan beberapa kali membuat napas saya sentik sentik (susah dijelaskan dengan kata kata, dan intinya saya gak bisa menjelaskan betapa terpuruknya saya kemarin-kemarin) seperti yang saya posting kemarin di PURUK . Dosen saya pernah mengatakan bahwa Komunikasi lah yang mampu menyelesaikan masalah, tetapi Komunikasi juga yang menyebabkan masalah. Bukannya mentang-mentang saya mahasiswa ilmu komunikasi, saya mahasiswa ilmu komunikasi saja mengalami gagal komunikasi, apalagi yang mahasiswa teknik -____-

PURUK

Sampai saat ini saya hanya bisa meraba-raba. Meraba-raba bahwa sebenarnya saya adalah korban. Saya adalah korban bagi saya dan dua teman saya. Dua teman saya saja dan sisanya tidak. Sisanya tidak karena mereka menganggap saya bukan korban. Bukan korban melainkan tersangka. Tersangka yang menghancurkan strategi. Strategi pemenangan pemilwa. Pemilwa busuk yang terjadi di kampus. Kampus yang penuh prejudice . Prejudice yang mengatakan bahwa saya adalah sebuah penghalang. Sebuah penghalang yang keras. Keras dan batu. Batu yang belum bisa dihancurkan. Belum bisa dihancurkan saat ini. Saat ini mereka mengibarkan bendera perang. Bendera perang melawan saya. Saya yang tahu bahwa saya sangat benci dengan politik. Politik yang membuat saya memiliki banyak musuh. Banyak musuh dan kehilangan teman. Teman yang menganggap saya benci politik karena teman pemilwa tahun lalu. Tahun lalu, tahun keterpurukan. Puruk yang membuat saya takut. Saya takut kehilangan teman. Teman-teman yang saat ini menduku...

6 Pertanyaan Muhasabah Imam Ghazali

Pertanyaan ini disampaikan oleh Imam Ghazali kepada siswa-siswanya dan semua jawaban siswanya benar tetapi kurang tepat bagi Imam Ghazali, pertanyaan tersebut adalah: 1. Apa yang paling dekat dengan kita di dunia ini? Kematian dalam Q.S Ali Imran: 185 "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. kehidupan di dunia hayalah kesenangan yang memperdaya." Kenapa kematian? karena kita tak ada yang tahu, kapan kita mati. Entah  5 menit lagi, 10 menit lagi..kapanpun itu. 2. Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini? Masa Lalu karena kembali ke masa lalu adalah sesuatu yang tidak mungkin kecuali dengan laci nobita dan mesin waktu Doraemon. 3. Apa yang paling besar di dunia ini? Hawa Nafsu Sama halnya dengan teori permintaan dan penawaran. demand akan selalu naik karena kebutuhan manusia ...