Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Indonesia masih Memimpikan Sebuah Emansipasi

*Anima Bagi Raden Ajeng Kartini, bukan hal muluk-muluk yang ingin diperjuangkannya untuk perempuan-perempuan Indonesia, semenjak surat-suratnya kepada sahabatnya di Belanda yang berisikan curahan hati tentang perlakuan bangsanya terhadap perempuan. Diambil dari sebuah suratnya pada 23 Agustus 1900, yang menggambarkan motto hidupnya “aku mau” bahwa yang ia inginkan adalah hak-hak wanita untuk mendapatkan pendidikan sama dengan lelaki. Bahwa wanita juga berhak mendapatkan kesamaan hukum di mata negara. Ya, emansipasi wanita orang abad 21 menyebutnya. Pemikiran-pemikiran Kartini yang ditulis tahun 90-an hingga saat ini masih relevan dan menjadi sebuah inspirasi bagi wanita Indonesia yang merupakan cita-cita, harapan, dan pemikiran RA. Kartini melawan bentuk kesewenangan dan penindasan terhadap harkat wanita pribumi (Jawa) yang selalu mendapatkan perlakuan diskriminatif secara kultural. Seperti inilah pemikiran Kartini yang dikutip dari buah suratnya pada sahabatnya, ...Teman k...

Take my soul!

Akhir akhir ini saya selalu melankolis. apa-apa saya pikirkan bukan dengan otak tapi sedikit-sedikit berkilah karena perasaan yang mengatakan demikian. lalu jurus jitu saya keluar, "perasaan saya selalu benar": dan tak ada yang membantah kalau sudah demikian adanya. lalu muncullah sifat keras kepala saya yang gak bakalan bisa di intervensi siapapun kalau sudah ngeyel begitu. anehnya, saya sendiri tidak percaya dengan diri saya. mau saya benar 100 persen dan ngotot pendapat saya yang paling benar, kebenaran yang bisa saya rasakan hanyalah seperempat dari total semua energi saya. saat saya ingin mengambil keputusan terbaik, ternyata langkah saya bukanlah untuk keputusan terbaik. saya seolah olah kehilangan jiwa dan raga saya, terpisah dari otak dan hati. tak mampu merangkul keempatnya untuk menjadi komponen utuh layaknya sebuah mesin yang berjalan semestinya. buktinya, malam ini seolah-olah saya hanyalah raga yang bersandar tanpa nyawa di kamar, menanti sesuatu yang k...

LEPA (APEL di balik = bahasa walikan Malang)

Ini dia hasil masak masak hari ini... untuk sementara, makanan ini di beri nama Lepa. kalau di malang, kami biasa memakai bahasa walikan, lepa artinya apel (coba bolak balik kedua kata ini, hasilnya kalau gak apel ya lepa pasti :p) bahan utama lepa memang dari apel. kenapa pakai apel? karena memang Malang terkenal dengan apel dan kulinernya yang serba apel pula. nah, kami (saya dan @scien_Tica ) mencoba membuat kreasi baru kuliner apel. rencananya sih, ini makanan yang di pakai buat PMW besok. doakan semoga sukses yaahhh...